"Karena sudah kadung diketahui publik bahwa monorel akan diselesaikan, jadi sulit untuk mundur lagi. Apa pun harus maju sampai akhirnya PT JM yang nyerah sendiri kalau mereka tidak sanggup," kata pria yang akrab disapa Tyas itu kepada Kompas.com, Senin (14/4/2014).
Tyas menilai, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama lebih bersikap rasional dalam menyikapi pembangunan proyek tersebut. Ia memandang Basuki sudah memiliki keyakinan bahwa PT JM tidak dapat menyelesaikan proyek tersebut.
"Ahok (panggilan Basuki) rasional bahwa PT JM memang tidak bisa diharapkan bisa menyelesaikan monorel. Sementara itu, Jokowi sudah kadung janji ke publik kalau monorel akan jadi, dan yang akan menjadikannya adalah PT JM," ujarnya.
Seperti diberitakan, Pemprov DKI Jakarta kembali memberi kelonggaran kepada PT JM untuk melengkapi syarat-syarat perjanjian kerja sama (PKS). Sebelumnya, syarat-syarat tersebut harus sudah dipenuhi pada akhir Februari. Namun, pada 28 Februari, Pemprov akhirnya memberi kelonggaran sampai akhir Maret.
Saat ini, Pemprov tak lagi memberikan batas waktu kepada PT JM untuk melengkapi syarat-syarat tersebut. Adapun syarat-syarat PKS yang diminta oleh Pemprov DKI kepada PT JM mencakup aspek keuangan, kajian teknis, aspek legal, dan pelunasan pembayaran tiang oleh PT JM kepada kontraktor sebelumnya, PT Adhi Karya.
Beberapa waktu lalu, Basuki mengaku sudah malas membicarakan perihal proyek monorel. Dia mengaku heran Jokowi masih bersabar terhadap PT JM. "Aku sih sudah malas ngomongin monorel. Aku bingung kenapa Pak Gubernur masih mau ngasih waktu. Kalau aku sih tidak mau," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (4/4/2014).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.