“Pekerja kan juga butuh makan, ya akhirnya ngutang dulu deh,” kata Yadi, petugas sekuriti Blok B Rusun Pinus Elok, kepada Kompas.com, Selasa (15/4/2014).
Yadi mengatakan, lantaran tak punya dana, ia berutang ke beberapa pemilik warung makan di sekitar Rusun Pinus Elok. Hal ini sudah dilakukannya sejak satu bulan lalu. Menurut dia, upah yang diberikan sebelumnya tak tersisa lagi karena harus membayar keperluan rumah tangga.
Selain itu, sejumlah uang simpanannya juga hampir habis digunakan untuk membiayai kehidupannya sehari-hari. Menurut Frida, staf pengelola administrasi di Rusun Pinus Elok bukan hanya sekuriti yang terpaksa berutang. Sejumlah pekerja mencakup staf administrasi, bagian kebersihan, dan pekerja teknisi di rusun juga melakukan hal tersebut karena belum menerima gaji.
Seharusnya gaji diterima pada tanggal 5 setiap bulannya. Namun, sejak Februari, upah para pegawai di Rusun Pinus Elok tersendat. Frida mengaku telah mencoba menghubungi Kepala Unit Pengelola Rusun, tetapi ia tak mendapat kepastian mengenai waktu pemberian gaji.
Kepala Unit Pengelola Rusun Wilayah III Jefyodya Julyan mengatakan, belum cairnya dana anggaran upah pegawai menjadi penyebab utama terhambatnya pembayaran gaji para pekerja di rusun hingga hari ini. Jefy mengatakan, kemungkinan besar gaji para karyawan akan cair pada minggu ini. Selanjutnya, dana tersebut akan langsung digunakan untuk membayar tunggakan gaji para pengelola rusun.
Namun, hingga kini ia tak dapat memastikan kapan tepatnya dana tersebut akan cair. Terdapat 34 pekerja di Rusun Pinus Elok. Mereka adalah 18 petugas sekuriti, 4 staf administrasi, 9 staf kebersihan, dan 3 orang teknisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.