Dua dari tujuh ruangan rusak sehingga tidak dapat dipakai lagi. Padahal, ada 260 siswa yang menggantungkan masa depannya dengan menempuh pendidikan di sana. Berdasarkan pantauan Kompas.com, dua ruangan yang kini tidak dipakai lagi itu adalah ruangan kelas V dan kelas VI B. Genteng-genteng berserakan di lantai pada dua ruangan sekolah tersebut.
Selain itu, kusen-kusen kayu yang menempel pada beberapa ruang kelas juga sudah reot dimakan rayap. Bangunan pendidikan itu sudah rusak sejak pertengahan tahun 2013, tetapi belum ada perbaikan. Konstruksi atap bangunan juga rawan ambruk sehingga membuat khawatir pelajar yang bersekolah di sana.
"Khawatir. Makin lama, fondasi gentengnya roboh," kata Ahmad Rafi (12), pelajar kelas VI A, saat dijumpai di sekolah tersebut, Selasa (15/4/2014).
Sejak beberapa ruang kelas ambruk dan bolong, Rafi dan teman-temannya harus berbagi kelas. Awalnya, sekolah itu hanya memberlakukan jadwal masuk pagi bagi para pelajarnya. "Jadi sekarang belajar di sini ada yang pagi ada yang siang," ujar Rafi.
Siswa kelas I, II, V, serta kelas VI A dan B masuk pagi. Sementara itu, siswa kelas III dan IV masuk siang. Fungsi pada dua ruang itu dialihkan ke ruang laboratorium.
Abas (8), pelajar kelas II B sekolah itu, berharap ada perhatian untuk memperbaiki sekolahnya. Sebab, Abas mengaku bahwa ia takut bersekolah dengan keadaan ruang yang rawan ambruk. "Pengen cepet dibenerin. Udah sering ngadu, tapi enggak dibenerin," ujar Abas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.