Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadishub Harapkan Botabek Shuttle Express Segera Beroperasi

Kompas.com - 16/04/2014, 08:35 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Muhammad Akbar mengatakan, munculnya beberapa pilihan angkutan umum baru untuk masyarakat akan lebih baik. Salah satunya dengan beroperasinya tranportasi Botabek Shuttle Express (BSE).

"Bagi kami, apa pun bentuknya angkutan umum, kami setuju," kata Muhammad Akbar kepada Kompas.com, Selasa (15/4/2014) malam.

Menurut Akbar, semakin cepat BSE berjalan, semakin baik untuk mengurangi kemacetan di Jakarta. Dia memuji inisiatif pihak PT Jakarta Marga Jaya sebagai perintis BSE untuk mendapat lajur khusus. Meski masih proses, ia meyakini perjalanan bus akan lebih cepat. Sebab, lajur khusus yang diminta adalah lajur di jalan tol, seperti Tol Jagorawi, Tol Bekasi, dan Tol Cikampek.

Keberadaan moda transportasi ini, menurut dia, tidak akan mengganggu angkutan umum lain. Justru dengan bertambahnya armada angkutan umum, masyarakat dapat memilih transportasi yang sesuai dengan diri mereka. 

"Penumpang lebih banyak pilihan dalam menggunakan angkutan umum, bisa APTB, kereta listrik, atau BSE ini," tuturnya.

Akbar menjelaskan, ada perbedaan antara BSE dan angkutan lainnya. Perbedaan itu misalnya, APTB dari terminal ke terminal, sedangkan BSE dari perumahan ke sentra bisnis atau perkantoran di Jakarta.

"Apa pun jenisnya, yang penting gunakan angkutan umum dalam melakukan aktivitas sehari-hari," ujar Akbar.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama juga mendukung upaya penerapan BSE. BSE adalah konsep transportasi dengan menyediakan park and ride station (PRS) di perumahan-perumahan mewah yang terletak di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, yang akan melayani calon-calon penumpang yang akan menuju Jakarta. 

Dari sejumlah PRS tersebut, bus-bus BSE akan menempuh jalur prioritas di jalan tol serta busway saat sudah tiba di Jakarta. BSE ditujukan untuk kalangan menengah atas dengan perkiraan tarif Rp 15.000-Rp 40.000 dan dilengkapi wifi, sambungan listrik untuk telepon seluler, serta komputer jinjing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com