Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan Marunda Keluhkan Ikan Mati Akibat Limbah

Kompas.com - 19/04/2014, 19:13 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nelayan di Pantai Marunda kembali mengeluhkan banyaknya ikan mati di perairan tersebut. Akibatnya para nelayan mengalami kerugian hingga jutaan rupiah.

Aslik salah satu nelayan di Pantai Marunda mengungkapkan, sudah sekitar tiga minggu yang lalu ikan-ikan di perairan tersebut mati. Ikan yang mati tidak hanya berada di pinggiran laut, bahkan ikan di tengah laut banyak yang mati.

"Sejak Jumat (18/4/2014) kemarin, ikan matinya pada ngambang lagi. Tadi pagi juga masih ada beberapa ikan yang ngambang, rugi banget kalau begini terus," ujar Aslik kepada Kompas.com, Sabtu (19/4/2014).

Menurut dia, pencemaran limbah yang terjadi di perairan tersebut disebabkan limbah rumah tangga warga DKI Jakarta. Selain itu, limbah pabrik yang berada di sekitar kawasan Pantai Marunda juga turut memperburuk keadaan.

"Kita juga enggak tahu ini limbah darimana, yang jelas ikannya pada mati," ucapnya.

Hal senada juga diungkapkan Syamsudin, nelayan lainnya. Akibat banyaknya ikan yang mati, ia rugi hingga jutaan rupiah karena hasil tangkapannya menurun. Ia berharap agar pemerintah segera menanggulangi pencemaran limbah yang terjadi di perairan tersebut.

"Kita juga maunya pemerintah tegas menindak oknum yang membuang limbah sembarangan, supaya enggak usah ada lagi ikan yang mati," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Unit Limbah Lingkungan dan Air Tanah, BPLHD DKI Jakarta, Bawa Sarasa belum sempat mengecek kondisi di perairan Pantai Marunda tersebut. Kemungkinan, kata dia, selain limbah sekitar, penyebab matinya ikan dikarenakan adanya arus balik dari laut.

"Jadi arus balik bisa menyebabkan endapan-endapan yang ada di dalam laut naik ke permukaan yang menjadi racun. Kemungkinan ikan mati juga karena hal tersebut," jelasnya.

Selain itu, lanjut dia, limbah pabrik yang berada di sekitar kawasan Pantai Marunda juga bisa menjadi salah satu penyebab. "Nanti akan kita cek, kita juga belum tahu apakah benar itu karena limbah industri," tuntasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Megapolitan
Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Megapolitan
Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Megapolitan
Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com