Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Penggelembungan Anggaran di Dinas Pekerjaan Umum DKI

Kompas.com - 21/04/2014, 17:56 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tak hanya Dinas Pendidikan DKI Jakarta, anggaran di Dinas Pekerjaan Umum juga berpotensi menjadi sisa lebih penggunaan anggaran (silpa). Di dalam pagu anggaran Dinas PU tahun 2014, ada beberapa mata anggaran yang telah dikunci. Artinya, kegiatan yang telah disahkan oleh DPRD DKI itu kini sudah tidak dapat lagi dijalankan.

Sedikitnya, ada sepuluh mata anggaran yang telah dikunci. Dari total anggaran Dinas Pekerjaan Umum (Dinas PU) pada 2014 sebesar Rp 6,298 triliun, ratusan miliar rupiah berpotensi menjadi silpa. Salah satu mata anggaran yang mubazir adalah inventarisasi dan pembebasan tanah Jalan Layang Non-Tol (JLNT) Antasari-Blok M lanjutan dengan anggaran Rp 10 miliar. Padahal, proyek tersebut telah rampung sejak awal 2013 lalu dan telah dapat dilintasi kendaraan bermotor.

Anggaran Dinas PU DKI lainnya yang dikunci adalah anggaran manajemen konsultan untuk memonitor kegiatan satgas di 42 kecamatan sebesar Rp 500 miliar, anggaran perencanaan sistem pompa Angke senilai Rp 2,5 miliar, anggaran pemeliharaan serta operasional pompa stasioner, pompa mobile, pintu air, dan saringan sampah sebesar Rp 15,5 miliar.

Kemudian, anggaran operasional dan pemeliharaan saringan sampah pada inlet pompa sebesar Rp 5 miliar, anggaran koordinasi dan relokasi jaringan utilitas lintas sektor instansi sebesar Rp 300 juta, dan anggaran belanja alat tulis kantor sarana teknologi informasi UPT alkal (peralatan dan perbekalan) sebesar Rp 50 juta.

Selanjutnya, anggaran pelaksanaan pengukuran dan pengujian laboratorium sebesar Rp 2,12 miliar, anggaran pemeliharaan tidak terprediksi di Kanal Banjir Timur (KBT) sebesar Rp 3 miliar, serta anggaran belanja alat tulis kantor sarana teknologi informasi UP Teknologi Informatika Dinas PU sebesar Rp 100 juta.

Saat wartawan mencoba mengonfirmasi hal tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Manggas Rudy Siahaan mengaku tidak mengetahui adanya penggelembungan anggaran Dinas PU di APBD 2014. "Anggaran apa ya? Rasanya tidak ada tuh (anggaran yang dikoreksi)," kata Manggas, di Balaikota Jakarta, Senin (21/4/2014).

Lebih lanjut, ia meyakini, semua mata anggaran yang telah diajukan dan disahkan dapat dijalankan. Namun, saat ini, lanjut dia, banyak program kerjanya yang bergantung pada Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang dan Jasa DKI Jakarta.

Ia juga mengklaim, beberapa kegiatan telah diajukan ke ULP untuk dilelang. Penyerapan anggaran Dinas PU pada 2014 itu, kata Manggas, bergantung pada ULP. "Sekarang kita hanya bisa menunggu ULP. Kalau misalnya, kami mau lari, tetapi ULP-nya belum bergerak, mau bagaimana lagi," kata Manggas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com