Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tak Pernah Terima Laporan soal Predator Paedofil di JIS

Kompas.com - 24/04/2014, 13:39 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Polri Jenderal (Pol) Sutarman mengatakan, aparat kepolisian belum pernah menerima laporan kejahatan seksual di Jakarta International School (JIS), sebelum kasus AK mencuat ke publik. Sutarman menyatakan, tidak ada laporan atas nama William James Vahey, pengajar JIS yang belakangan diketahui seorang buron paedofil yang diburu FBI.

"Tidak ada, tidak ada (kasus) yang dulu. Mungkin kasusnya kan sudah cukup lama, dan orang itu bunuh diri kalau enggak salah," ujar Sutarman di kantor kepresidenan, Kamis (24/4/2014).

Menurut dia, kerja sama FBI dengan kepolisian Indonesia selama ini dilakukan melalui Interpol. Jika ada buron yang dilaporkan ke Interpol, aparat kepolisian Indonesia akan membantu menangkap, demikian juga sebaliknya. Akan tetapi, untuk kasus Vahey, belum ada laporan.

Sutarman juga mengaku tak pernah mendapatkan laporan soal aktivitas Vahey selama di JIS sebelumnya. Dia menilai, pengawasan pengajar asing di Indonesia perlu dievaluasi supaya lebih diperketat. Selama ini, Sutarman menjelaskan, polisi memang tidak bisa masuk ke lingkungan sekolah.

"Kalau ada pelanggaran pidana, baru kami bisa masuk dan menangani itu," ucap mantan Kapolda Metro Jaya itu.

Seperti diberitakan, seorang tersangka paedofil, yang kasusnya kini sedang ditangani FBI, pernah mengajar di JIS di Jakarta, selama 10 tahun, yaitu tahun 1992-2002.

Tersangka bernama William James Vahey itu selama empat dekade mengajar di berbagai sekolah swasta di sejumlah negara, termasuk di Indonesia. Biro Houston FBI, Selasa (22/4/2014), menyatakan bahwa pihaknya yakin, banyak anak telah menjadi korban. Badan tersebut sedang mencoba untuk melacak para korban.

Vahey bunuh diri di Luverne, Minnesota, AS, bulan lalu, dua hari setelah seorang hakim federal di Houston mengatakan bahwa pihak berwenang bisa mencari salah satu flash disk Vahey yang diduga berisi foto-foto yang menggambarkan kekerasan seksual terhadap anak-anak, lapor televisi KPRC yang merupakan jaringan afiliasi CNN, Selasa.

Ada sejumlah foto dari setidaknya 90 korban, yang berasal dari tahun 2008, dan FBI sedang mendorong terduga korban lain untuk memberikan laporan. Foto-foto di flash disk yang diduga milik Vahey itu menunjukkan sejumlah anak laki-laki, diperkirakan berusia antara 12 dan 14 tahun, dalam keadaan tertidur atau tidak sadarkan diri, kata FBI. Foto-foto tersebut memiliki keterangan dan tanggal yang merujuk ke tempat-tempat Vahey sebelumnya bepergian bersama para siswa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com