Menurut Yamin, seorang warga setempat, dia ditunjuk menjadi juru bicara oleh 38 kepala keluarga yang menempati lahan seluas 5.000 meter persegi di titik pembangunan waduk. Warga kaget karena tiba-tiba waduk itu sudah mulai dibangun.
"Kita kecewa dengan Pak Jokowi, Dinas PU, kok sosialisasinya enggak ada. Tiba-tiba ekskavator sudah main masuk saja," ujar Yamin saat ditemui Kompas.com di lokasi itu, Kamis (24/4/2014).
Agung Dhatomo, warga di RT lain yang lahannya terkena imbas pembuatan waduk, mengungkapkan hal senada. Dia ditunjuk warga untuk memperjuangkan nasib 25 kepala keluarga yang lahannya belum dibayar Pemprov DKI Jakarta.
"Total, sekitar 1.500 meter lahan yang belum dibebaskan oleh Dinas PU. Kami minta secepatnya karena sudah dimulai kan ini," ujarnya.
Yamin dan Agung mengaku, pada dasarnya, warga yang tinggal di sana setuju akan pembangunan waduk. Namun, warga kecewa lantaran Dinas PU DKI tidak melaksanakan proses pembebasan lahan dengan sosialisasi terlebih dahulu. Menurut dia, dimulainya pembangunan waduk merupakan bentuk intimidasi kepada masyarakat.
Sebelumnya diberitakan, Pemprov DKI Jakarta membangun satu waduk di Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Waduk seluas 10,3 hektar itu diharapkan mampu mengurangi banjir di Kemang, Petogogan, Bendungan Hilir, dan Mampang.
Sesuai dengan rencana, selain sebagai tempat penampungan air dari Kali Krukut, waduk tersebut juga berfungsi sebagai ruang terbuka hijau dan fungsi sosial warga. Waduk tersebut akan dilengkapi taman, jogging track, tempat bermain anak, dan fasilitas lainnya.
Pembangunan tahap pertama, yakni 6,6 hektar, telah dimulai. Sementara sisanya akan dimulai pada Mei 2014 mendatang. Dengan demikian, pembebasan lahan harus rampung pada bulan tersebut. Waduk itu ditargetkan rampung tujuh bulan lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.