Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Keberatan PKL Tidur di Lapangan IRTI Monas

Kompas.com - 26/04/2014, 17:54 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Jakarta Pusat Saefullah mengatakan bahwa PKL menyalahgunakan lapangan IRTI (Ikatan Restoran dan Taman Indonesia) Monas untuk berdagang. PKL malah tidur di lapangan tersebut.

"PKL banyak yang tidur di lapangan IRTI, itu kan tidak benar," kata Saefullah saat ditemui di Pasar Senen Jaya, Jakarta Pusat, Jumat (25/4/2014) malam.

Menurut Saefullah, lapangan IRTI (Ikatan Restoran dan Taman Indonesia) Monas yang dibangun untuk menampung PKL adalah kekeliruan. Para PKL, kata dia, nyatanya tidak menggunakan pemberian ini dengan benar.

Seharusnya, kata dia, kios yang diberikan di lapangan IRTI memiliki jam berjualan. Para pedagang bisa membuka dagangan di pagi hari mulai pukul 05.00 WIB. Selain masih pagi dan pedagang bisa tenang berjualan, mereka juga mengantisipasi kemacetan Jakarta. Kemudian, pada sore hari pedagang menutup seperti sewajarnya orang berjualan.

Saefullah mengimbau PKL untuk tidak menginap atau tidur di lapangan IRTI Monas. Tenda-tenda yang diberikan sponsorship diharapkan dapat merevitalisasi PKL untuk harus pulang dan tidak tinggal di area tersebut.

"Nanti akan kita geser. Kita bangun dan kita benahi. Kita juga tegakkan aturannya (Perda Ketertiban Umum)," ujarnya.

Selain itu, dibukanya salah satu pintu dari 4 sisi Monas ternyata tetap tak membuahkan hasil menghalangi PKL berjualan di area Monas. Bertambah dan menumpuknya PKL di lapangan IRTI juga membuat pemerintah merencakan parkir kendaraan di bawah lapangan atau di basement.

Dengan begitu, kata Saefullah, pengunjung dapat teralokasi dan IRTI tetap menjadi bagian yang memadai. Untuk kebutuhan pengunjung, Saefullah menyarankan memasukkan konsep berpartisipasi masuk ke cawang Monas.

Sebelum memasuki cawang Monas, terdapat kantin koperasi yang disediakan oleh unit pengelola tugu Monas untuk para pengunjung dan keluarga sebagai alternatif membeli minum. Jadi, pengunjung tak perlu keluar Monas untuk sekadar membeli makanan atau minuman.

Saefullah juga mengatakan, besok Senin, UPT Monas akan memaparkan teknik sosialisasi pembersihan pedagang di Monas. "Senin ini Kepala UPT Monas akan paparkan di rapim (rapat pimpinan) apa keluhan yang dapat dibantu dalam sosialisasi,"

Saefullah menjelaskan, dalam penertiban di Monas membutuhkan musyawarah dan sosialisasi agar pedagang kaki lima (PKL) yang akan direlokasi menerima tanpa tindak anarki. Meski begitu, Saefullah belum mengetahui teknis yang akan dipaparkan UPT Monas dalam rapim, namun ia akan menerima bahan kajian yang disampaikan untuk pemerintah tersebut.

Sebagai Kepala Pemerintahan di Jakarta Pusat, Saefullah berupaya menyiapkan sarana prasarana yang dibutuhkan UPT Monas dalam program pembersihan PKL di kawasan Monas. "Yang pasti harus ada sarpras (sarana prasarana) yang mendukung, kita jangan kasih sanksi tanpa solusi," katanya.

Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 Pasal 25, kawasan Monas harus steril dari kegiatan jual beli. Peraturan tersebut dikeluarkan saat era Gubernur Sutiyoso, tak lama setelah ia membangun pagar yang memutari Monas. Adapun lokasi yang diperkenankan untuk berdagang adalah area Lapangan IRTI yang tak jauh dari tempat parkir kendaraan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com