Pria yang akrab disapa Ahok itu mengatakan, banyak SKPD di DKI Jakarta yang bingung saat diminta mengisi daftar pengadaan barang secara satuan karena sudah terlalu sering menggunakan sistem lama secara borongan.
"Dengan penerapan e-budgeting, banyak SKPD yang tidak bisa bikin (pengadaan barang) secara satuan karena kebiasaan gelondongan. Jadi, ada potensi silpa (sisa lebih penggunaan anggaran) tinggi. Tapi, emang gue pikirin silpa tinggi, yang penting kan uangnya tidak dipakai sembarangan," kata Basuki saat berbincang di kantor redaksi harian Kompas, Selasa (29/4/2014).
Menurut Basuki, banyak pejabat daerah yang merasa malu apabila penyerapan anggaran di wilayahnya rendah. Namun, ia menegaskan, hal tersebut tidak berlaku untuk dirinya. Bahkan, ia tidak merasa ada masalah apabila nantinya silpa DKI Jakarta mencapai lebih dari 50 persen.
"Banyak pejabat yang malu kalau silpa tinggi karena dianggap tidak bisa penyerapan. Tapi, saya tidak malu, ngapain malu. Silpa sampai 50 persen tidak masalah, yang penting uang rakyat aman," ujar pria yang akrab disapa Ahok itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.