Pada Selasa (29/4/2014), Bagus (18) pulang sekolah seperti biasanya. Saat dia memasuki rumah, kondisi di dalam terlihat sepi.
Ternyata, ada Gugum di dalam rumah. Gugum adalah mantan pacar Dewi, kakak Bagus. Gugum mengajak Bagus berbincang sambil berbohong soal kondisi rumahnya yang sepi.
"Ibu sama Pras (adik Bagus) lagi ke dokter," kata Bagus menirukan ucapan Gugum.
Saat itu, Bagus mengaku tidak curiga karena sebelumnya ibunya memang sudah terkena gejala stroke ringan. Setelah itu, Gugum juga menyampaikan bahwa ayahnya Bagus ada di lantai atas.
"Sedang tidur di dapur katanya," ujar Bagus, masih menirukan ucapan Gugum.
Setelah itu, Gugum mengajak Bagus yang sedang membereskan tas sekolahnya untuk ke lantai atas, bertemu dengan ayahnya. Bagus berjalan duluan, sementara Gugum mengikutinya dari belakang, sambil menaiki anak tangga menuju ke lantai atas.
Saat kaki Bagus baru menginjakkan lantai atas, dia merasa kepalanya pening dan sesaat tidak sadarkan diri.
"Saya tidak tahu ada apa, tahu-tahu kepala saya berdarah. Dia (Gugum) serang saya dari belakang," ujar Bagus.
Bagus yang setengah sadar mencoba menahan serangan Gugum berikutnya. Dia berhasil menahan tangan Gugum yang hendak memukul kepalanya lagi.
Saat itu, Bagus masih mengajak Gugum berbicara baik-baik. Gugum kemudian menceritakan bahwa dia kesal dengan Heryati (35), ibu Bagus, dan Dewi, yang sering menagih utang kepadanya. Gugum memang berutang untuk menebus cicilan laptop.
Setelah itu, sikap Gugum melunak. Bagus kemudian turun ke lantai bawah untuk mencuci kepalanya yang berdarah. Kesempatan itu juga digunakannya untuk mencari pertolongan kepada warga setempat. Di saat itulah Gugum berusaha kabur dari rumah tersebut.
Saat itu, tutur Bagus, dia sama sekali tidak tahu soal penyerangan terhadap seluruh anggota keluarganya. "Saya enggak tahu kalau ibu sama adik sudah tidak ada," tutur Bagus sambil menahan tangis.
Kabur lewat atap
Sekitar pukul 15.00 WIB, Joni Surono, warga sekitar yang tengah melewati rumah Bagus, mendapati pemuda itu berteriak meminta pertolongan. Dia kemudian mengarahkan Bagus ke klinik dekat rumahnya untuk mendapat perawatan pertama.
Pada saat bersamaan, Joni melihat ada seorang pria di atas rumah Bagus sedang berusaha naik ke atap rumah tetangga. Dia adalah Gugum yang sedang berusaha melarikan diri.
"Awalnya saya pikir dia temannya (Bagus) lagi berantem. Kalau saya tahu dia sudah bunuh orang di dalam, saya bakal hajar dia," tutur Joni kepada Kompas.com.
Joni berteriak meminta Gugum turun. Jika tidak, dia akan menimpukinya dengan batu. Namun, Gugum malah berlari ke rumah sebelahnya dan turun di salah satu rumah melalui tiang antena rumah tersebut.
Saat Gugum turun, dia langsung ditangkap. Terlihat ada bercak darah di tangannya. Setelah itu, warga menyerahkan Gugum kepada seorang polisi yang rumahnya bertetangga dengan Joni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.