"Menurut kami, May Day tidak harus selalu demonstrasi. Kali ini kita fokus dalam berkoalisi dengan masyarakat," ujar Ketua DPC KSPSI R Abdullah di kantor KSPSI, Kamis (1/5/2014).
Menurut Abdullah, pemaknaan Hari Buruh tidak selalu dengan melakukan demonstrasi. Buruh yang tergabung dalam KSPSI ini beranggapan perjuangan yang dilakukan buruh bukan hanya untuk buruh saja, melainkan juga untuk masyarakat umum.
Abdullah tidak ingin buruh mendapat label negatif dari masyarakat karena melakukan aksi demonstrasi yang menurutnya mengganggu ketertiban. Menurut dia, kegiatan ini untuk mengangkat harkat dan martabat buruh dengan cara berkoalisi dengan masyarakat.
Aksi yang dilakukan buruh KSPSI antara lain aksi menanam pohon mangrove di kawasan Muara gembong yang akan dilakukan esok hari.
Hari ini, KSPSI melakukan bakti sosial untuk anak yatim dan aksi donor darah. Aksi donor darah ini diikuti oleh masyarakat umum, buruh, dan juga polisi.
"Darah sama dengan nyawa bagi buruh. Ini juga sebagai simbol bahwa buruh rela berkorban nyawa demi masyarakat," ujar Abdullah.
Walau begitu, buruh KSPSI tetap menyampaikan tuntutan berkaitan dengan Hari Buruh. Aspirasi tersebut, menurut dia, tidak dilakukan dengan cara orasi, tetapi dikirim secara tertulis kepada pihak terkait. Secara keseluruhan, mereka menolak upak murah, menuntut untuk menghapus sistem outsourcing, dan memperbaiki pelayanan BPJS kesehatan.
Salah satu buruh yang mengikuti kegiatan hari ini, Roni, mengatakan setuju dengan perayaan Hari Buruh dengan cara baksos dan donor darah. Menurut dia, hal ini lebih berguna daripada aksi demontrasi.
"Demo enggak perlulah. Dua-duanya sama-sama rugi. Kita rugi, perusahaan rugi. Kita pakai cara damai saja, yang penting aspirasi tersampaikan," ujar Roni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.