Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejahatan Seksual di JIS bak Sindikat Perampok

Kompas.com - 05/05/2014, 08:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaku kejahatan seksual di sekolah Jakarta International School (JIS) Pondok Indah sudah menjadi sebuah jaringan atau komplotan yang mengakar di sekolah tersebut.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengatakan, enam tersangka kejahatan seksual di JIS yang sudah ditahan pihaknya melakukan aksi kejahatan itu secara berkelompok setelah salah satu di antara mereka berhasil menyergap salah satu siswa.

"Koordinasi untuk melakukan perbuatannya mereka lakukan dengan saling telepon. Setiap aksinya mereka minimal tiga orang," ujar Rikwanto, Minggu (4/5/2014).

Rikwanto menjelaskan, ketika siswa sedang istirahat buang air di toilet, para petugas yang menjaga sedikitnya 12 orang di toilet itu akan menyergap salah satu siswa tanpa diketahui rekan siswa lainnya.

Parahnya, kata Rikwanto, ketika korban sudah dalam genggaman seorang atau dua pelaku, maka mereka akan menelepon pelaku lainnya untuk memberi tahu agar bersama-sama melakukan perbuatan kejahatan seksual itu kepada korban.

"Kadang kala, ketika salah satu pelaku sudah pegang seorang siswa TK, ia akan menelepon rekan lainnya dan memberitahukan kepada teman-temannya apakah mau dikerjain atau tidak. Lalu, mereka berkumpul di salah satu toilet melakukan aksinya. Tidak jarang tersangka perempuan selalu ikut serta," ujarnya.

Berbagi tugas

Setelah berkumpul, kata Rikwanto, para pelaku memasukkan bocah yang sudah dipegang ke dalam toilet. Mereka pun beraksi dengan berbagi tugas. Ada yang menjaga pintu, menjaga teman yang melakukan aksi, ada yang memegang korban, dan ada juga yang mengawasi situasi.

Ia menjelaskan, jika berhasil melakukan perbuatannya, maka anak yang menjadi korban itu akan diincar lagi pada kemudian hari. "Karena dianggap tidak masalah, lalu mereka mengulangi kembali," ujar Rikwanto.

Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait menjelaskan, dari keterangan AK (6), siswa TK JIS korban kejahatan seksual para petugas kebersihan sekolah, korban dibuat tak berdaya dan hanya bisa menangis.

Dijelaskan Arits, kejahatan tersebut dilakukan berkelompok. Minimal waktu yang dibutuhkan 15 menit.

"Pelaku justru senang jika si anak menangis. Mereka ini tak ubahnya seperti sindikat perampok," ujar Arist.

Ia menambahkan, dari beberapa aksi sodomi terhadap para korban, ia menduga Afrisca, tersangka perempuan, yang mengorganisasi. (Budi Sam Law Malau)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang Sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang Sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Megapolitan
JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

Megapolitan
Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Megapolitan
Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com