Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ciptakan "Anti-jammer", Dua Bintara Naik Pangkat dan Disekolahkan Calon Perwira

Kompas.com - 06/05/2014, 13:52 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Dua prajurit bintara TNI AD, Serka Widodo dan Sertu Anggit Rudiyanto, anggota satuan Pusat Pendidikan Zeni (Pusdikzi) TNI AD, mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa karena menciptakan alat anti-jammer (pengacau sinyal). Tak hanya itu, mereka juga mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan di Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI AD.

Kepala Staf TNI AD Jenderal Budiman mengatakan, anti-jammer ciptaan keduanya merupakan alat canggih yang dapat membantu kinerja TNI untuk melacak nomor telepon tertentu yang menjadi target operasi. Adapun sistem pengoperasiannya, yakni dengan cara mengacaukan sinyal nomor lain yang tidak menjadi target sasaran.

"Kalau jammer bisa mengacaukan nomor, nah ini kita bisa mencari nomor-nomor tertentu," kata Budiman di sela-sela pemberian penghargaan kepada 48 prajurit berprestasi di Lapangan Mabes AD Jakarta, Selasa (6/5/2014).

Ia menambahkan, alat anti-jammer merupakan alat yang mahal. Jika dibeli dari luar negeri, harganya mencapai miliaran rupiah. Namun, dengan adanya pengembangan ini, alat tersebut dapat diciptakan dengan harga kurang dari Rp 100 juta per unitnya.

Selain menciptakan anti-jammer, kedua orang tersebut juga menciptakan sejumlah alat lain, seperti alat pengendali senjata jarak jauh, alat pemicu ledakan sistem ganda, dan pemicu ledakan sistem remot.

"Mereka dibimbing oleh Danpusdik-nya, lalu disponsori dana pengembangannya apa saja yang mereka inginkan dikasih," katanya.

Budiman menambahkan, pemberian penghargaan serupa diberikan kepada Serka Farid Hendro W, anggota Pusdikzi lainnya, karena berhasil meraih juara harapan ketiga pada lomba karya cipta teknologi 2013 lalu. Serka Farid dinilai mampu menciptakan alat pengendali senjata jarak jauh (remote control weapon system).

Budiman mengatakan, beberapa waktu terakhir, TNI AD sebetulnya tengah mengembangkan sejumlah teknologi guna mencapai kemandirian teknologi. Program jangka panjang hingga 2029 itu menargetkan pengembangan terhadap nanoteknologi, teknologi informasi, propelan (kimia), elektronik, dan satelit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Megapolitan
Pedagang Pigura di Jakpus 'Curi Start' Jualan Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Jakpus "Curi Start" Jualan Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Megapolitan
Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com