"Dalam tim Karcher ini terdapat lebih dari 20 orang, tiga di antaranya adalah tenaga ahli khusus yang didatangkan dari Jerman," ujar Fransisca Natalia W, Senior Manager Marketing and Business Development Karcher Indonesia di Monas, Jakarta, Kamis (8/5/2014).
Fransisca menambahkan, Monas dipilih karena merupakan lambang perjuangan Indonesia. Pembersihan ini juga sekaligus cara memperkenalkan Monas ke seluruh dunia.
Fransisca menyatakan, Monas memiliki ketinggian yang cukup menyulitkan pembersihan sehingga dibutuhkan teknik khusus. Dalam sehari saja, proses ini menghabiskan 20.000 liter air bersih yang merupakan kerja sama PAM dan Palyja.
Air bersuhu 100 derajat ini tidak menggunakan bahan-bahan kimia karena tujuannya hanya merontokkan kotoran dan debu.
Ditemui pada waktu terpisah, Kepala Tim Teknisi dari Karcher Jerman Thorsten Moewes mengatakan, ada tantangan tersendiri dalam membersihkan tugu Monas. Menurutnya, Monas mempunyai tingkat kesulitan pembersihan di bagian puncak karena terkait cuaca dan angin.
"Sampai saat ini angin cukup bersahabat, faktor cuaca hujan bisa memengaruhi, dan bisa dihentikan," ujar Moewes.
Moewes mengatakan, apabila cuaca tak menentu seperti muncul petir atau hujan, maka pembersihan akan dihentikan. Selain itu, para teknisi pembersih dari Karcher Jerman, lanjut Moewes, telah tersertifikasi. Dengan membersihkan tugu yang memiliki tinggi 132 meter, tentu dapat dibuktikan, mereka bukanlah pemanjat tebing seperti pada umumnya sebab pembersihan ini memerlukan tenaga ahli atau ahli industrial climbing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.