Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rawan Rampok, Jembatan Layang Pasar Rebo Diawasi

Kompas.com - 14/05/2014, 16:16 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Jakarta Timur, Krisdianto, memerintahkan Satpol PP dan juga kepolisian sektor untuk turut mengawasi Jembatan Layang Pasar Rebo, Ciracas, secara rutin. Hal ini perlu dilakukan lantaran maraknya aksi kriminal di lokasi tersebut.

"Satpol PP dan Polisi minimal dapat mengontrol. Paling tidak dapat melakukan pengawasan," kata Krisdianto saat ditemui di Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (14/5/2014).

Krisdianto mengatakan, maraknya aksi kriminal di lokasi itu disebabkan banyaknya pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di atas jembatan. Hal ini pun mengundang pengendara, umumnya muda-mudi, untuk menjadikan lokasi itu sebagai tempat nongkrong.

Di malam hari, lokasi menjadi sepi. Para muda-mudi pun memanfaatkan tempat tersebut untuk berpacaran. Di sisi lain, ada oknum yang memanfaatkan kondisi ini untuk melakukan aksi kriminal.

"Kriminalitas itu terjadi karena ada kesempatan dan peluang dari pelaku kejahatan. Mungkin pelakunya saat itu sedang lewat, kemudian dia lihat ada orang pacaran, dan kondisinya juga sepi, dimanfaatkan peluang dan kesempatan itu," ujar Krisdianto.

Krisdianto melanjutkan, pihaknya juga akan mengeluarkan imbauan agar PKL tak lagi berdagang di lokasi itu. Masyarakat pun diminta tidak berkumpul di tempat tersebut.

"Kita akan bahas apakah mungkin perlu untuk penambahan rambu. Misalnya imbauan untuk tidak berpacaran dan tidak berjualan di jembatan itu dulu. Tapi nanti ini akan kita bahas selanjutnya dalam rakor (rapat koordinasi) dengan Dishub," kata Krisdianto.

Dalam catatan Kompas.com, setidaknya tiga kasus kriminalitas telah terjadi di Jembatan Layang Pasar Rebo. Dua kasus di antaranya menimbulkan korban jiwa sedangkan satu korban lainnya mengalami luka bacok akibat perampokan.

Muchlis dan kekasihnya Iin, Senin (10/3/2014) lalu, dirampok saat tengah memadu kasih di jembatan tersebut sekitar pukul 21.00. Pelakunya adalah dua pemuda tak dikenal berboncengan sepeda motor merek Honda Supra.

Ada pula Supono (36). Ia dirampok di jembatan tersebut, Sabtu (4/5/2014). Supono meregang nyawa akibat luka sabetan clurit di bagian dada dan perut sebelah kirinya, setelah pelaku mengambil uang dan telepon genggamnya.

Sementara kasus terakhir, Ari Winata (21). Ia tewas dibacok di tempat yang sama saat berduaan dengan kekasihnya SM, Selasa (13/5/2014) dini hari. Awalnya, pelaku mengambil handphone pacar Ari. Namun, ketika pelaku meminta uang, korban tidak memberi. Pelaku lalu membacok Ari. Setelah melakukan aksinya, kawanan perampok berjumlah dua orang itu kabur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com