Salah satunya adalah Dias (22), warga Pondok Bambu, Jakarta Timur. Dias mengaku, tidak keberatan makam almarhum ayahnya di sana dibongkar untuk pengerjaan proyek penanganan banjir tersebut.
"Kalau dari saya menerima karena daerah sini memang sering banjir. Jadi dibutuhkan pelebaran kali. Karena, Kalimalang di depan itu sudah tidak mampu lagi menampung banjir," kata Dias, saat ditemui di TPU tersebut, Jumat (16/5/2014) siang.
Dias mengaku, sosialisasi telah diberitahukan pengurus makam kepada para ahli waris. Sosialisasi yang diberikan diterimanya sejak dua bulan lalu. Mereka juga tidak dibebani biaya dalam pemindahan makam ini.
"Yang mengerjakan pengurus makamnya. Kita tidak keluar biaya," ujar Dias.
Tuti (56), warga setempat yang menjadi ahli waris tiga makam keluarganya juga mengutarakan hal senada. Di TPU tersebut, lanjutnya, dimakamkan orangtuanya, suami, dan seorang anaknya. Dari tiga makam itu, makam suaminya yang terkena dampak pelebaran karena berdekatan dengan pinggir Kali Sunter. Tuti mengatakan, pengurus makam telah memindahkan makam suaminya dari tempat tersebut.
"Sudah kemarin dipindahnya. Posisinya sekarang di tengah anak sama orangtua saya. Biar deketlah sama mertuanya," ujar warga Cipinang Bali, Makasar, Jakarta Timur ini.
Tuti tidak keberatan lantaran pemindahan dilakukan masih pada kawasan yang sama dan tidak dibebani biaya. Dia berharap, pelebaran ini dapat mengurangi banjir pada kawasan itu.
"Manusia hanya mencegah. Yang punya kuasa kan Allah. Mudah-mudahan enggak banjir lagi," ujar Tuti.
Adapun pengurus makam menyediakan ganti kafan baru dan juga nisan bagi makam lama yang dipindah tersebut. Pengerjaan pemindahan makam ini akan berlangsung selama 10 hari ke depan, mulai Rabu (14/5/2014) kemarin.
Tercatat ada sekitar 200 makam akan dipindahkan terkait proyek pelebaran untuk normalisasi Kali Sunter. Panjang lahan yang akan terkena pelebaran sekitar 150 meter pada bibir Kali Sunter, dengan lebar 15-20 meter ke bagian dalam makam. Total lahan yang terkena dampak pelebaran sekitar 3.000 meter persegi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.