"Itu anak pagi-pagi berangkat sekolah, pamit sambil cium tangan saya. Dia bilang mau pergi jauh. Ya, Allah," kata Tarmini sambil menangis di Mushala Rumah Sakit Islam, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Senin (19/5/2014).
Tarmini menyatakan mengetahui kabar Aditya meninggal dari Endang, tetangganya. Saat dimintai keterangan oleh para pewarta, Tarmini tak mampu menahan amarah atas perilaku tersangka yang menghabisi nyawa anaknya.
Tarmini mengaku tidak terima anaknya dibunuh, seolah-olah binatang yang pantas dilukai dengan senjata tajam. Wanita paruh baya ini pun ingin mencari tahu dan memaki pelaku yang membuat nyawa anaknya melayang.
Tarmini mengatakan, dalam kesehariannya, Aditya adalah anak yang memiliki kepribadian baik dan biasa saja. Aditya memang kerap pulang sore hari apabila sedang ada pelajaran tambahan di sekolah.
"Anak saya perilakunya biasa-biasa saja. Saya pun enggak ada firasat apa-apa. Saya kira anak saya pulang telat karena ada pelajaran tambahan di sekolah. Anak saya memang sering izin seperti itu," ucap Tarmini.
Sebelumnya diberitakan, aksi perkelahian antarpelajar di flyover Jalan Letjen Soeprapto, Jakarta Pusat, Senin (19/5/2014) sekitar pukul 15.00 WIB mengakibatkan seorang pelajar tewas. Korban adalah Aditya (16) pelajar SMK 1 Boedi Oetomo (Boedoet), Pasar Baru, Jakarta Pusat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.