Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbuat bagi Mereka yang Termarjinalkan

Kompas.com - 20/05/2014, 19:59 WIB
KOMPAS.com - Mereka terlahir bukan dari keluarga konglomerat atau penguasa politik di negeri ini. Mereka terlahir dari keluarga sederhana yang hidup di kampung atau gang-gang kecil di negeri ini. Namun, dari keterbatasan dan kesederhanaan itulah, mereka justru menjadi manusia yang sukses dan mulia untuk kebahagiaan dan masa depan orang lain.

Mereka meluangkan waktu, pikiran, harta, dan kemampuannya untuk memotivasi kelompok masyarakat yang terpenjara dalam keputusasaan dan penyakit menjadi manusia yang berharga. Mereka bukan pejuang dalam situasi perang, mereka yang bukan siapa-siapa menjadi pahlawan di tengah kota yang tak acuh dan anomi ini.

@hanamadness

Akan tetapi, siapa sangka jika di usia begitu muda, ditambah penyakit yang diidapnya, kini ia justru mampu bertahan dan hidup mandiri berbekal bakat yang terus diasahnya.

Hana pun tidak pernah membayangkan hidupnya bisa berbalik menjadi lebih baik. Sejak kecil, Hana tahu ada yang tidak beres dengan dirinya. Menginjak SMP, ia malah pernah minta kepada ibunya untuk dibawa ke psikiater.

”Tetapi, orangtua belum terbuka untuk masalah itu. Tanpa dukungan mereka, waktu SMP-SMA itu saya sering kali depresi, mengurung diri di kamar berhari-hari,” katanya.

Hana juga kurang cocok dengan teman-teman di sekolah sehingga ia cenderung mencari orang yang bisa menerimanya di luar sekolah dan keluarga. Tidak heran ia sering kabur dari rumah, sampai diusir oleh orangtuanya.

Saat kabur dari rumah terakhir kali, ada teman yang membawanya ke psikiater. ”Baru deh saya tahu apa yang terjadi pada diri saya,” kata Hana.

Bertemu di tempat tinggalnya di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, awal Mei lalu, Hana tampil ceria. Sosoknya mudah dikenali. Cantik dengan rambut lurus panjang serta tato menghias sebagian anggota tubuhnya.

Sejak dulu, tato menjadi salah satu pelarian Hana ketika dirinya merasa kesakitan dan tidak tahu harus berbuat apa untuk meredakannya. Ia sendiri yang mendesain tatonya.

Menggambar dan mendesain untuk berbagai produk, seperti kaus, stiker, sampai kartu pos, merupakan bakat terbesarnya. Beberapa coretan tangannya telah dibeli oleh perusahaan korek api gas terkenal dan menghiasi produk khusus perusahaan itu.

Hana mengatakan, mandiri dengan mengelola bakatnya membuat ia merasa hidup dan amat normal. Ia kini tetap menerapkan perawatan kesehatan ketat sebagai penderita bipolar dan skizofrenia. Hubungan dengan orangtua dan keluarganya yang dulu buruk kini membaik.

Tak sebatas itu, Hana juga aktif menjadi pembicara dan motivator dalam berbagai diskusi ataupun seminar terkait bipolar dan skizofrenia. ”Beberapa pekan lalu, saya diundang ke Bandung untuk jadi pembicara bersama ahli jiwa yang sudah lulus S-3,” kata Hana saat ditemui di tempat tinggalnya.

Pengalaman dirawat di banyak tempat perawatan bagi pengidap skizofrenia menyebabkan ia bisa berempati bagi sesama penderita. Ia juga meminta masyarakat menghentikan memanggil penderita seperti dirinya sebagai orang gila.

Cap gila itu membuat penderita skizofrenia merasa tak berharga. Padahal, dengan perawatan kesehatan yang benar dan dukungan keluarga, mereka bisa hidup mandiri, bahkan bermanfaat bagi orang lain. (Neli Triana/Priyombodo)

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Megapolitan
Pedagang Pigura di Jakpus 'Curi Start' Jualan Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Jakpus "Curi Start" Jualan Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Megapolitan
Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com