JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta Utara menjadi wilayah dengan tingkat kelulusan terendah, yakni 99,70 persen. Sebanyak 21 dari 7.087 siswa Sekolah Menengah Atas dinyatakan tidak lulus mengikuti ujian nasional.
Siswa-siswa yang tidak lulus tersebut adalah berasal dari 12 sekolah. Ke-12 sekolah itu adalah SMA 15 (2 orang tak lulus), SMA 72 (1 orang) , SMA 73 (2 orang), SMA Hassanudin (1 orang), Al Jihad (2 orang), SMA 83 (1 orang), SMA 52 (1 orang), SMA 114 (1 orang), SMA 115 (1 orang), SMA 92 (1 orang), SMA Mutiara (1 orang), dan SMA Cahaya Kudus (7 orang).
Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah Mustafa Kemal mengakui hal tersebut. Menurut Kemal, hal itu disebabkan masih buruknya sistem pengajaran di sejumlah sekolah di Jakarta Utara.
"Tahun ini kami memang peringkat terendah. Ini akan menjadi pembelajaran bagi kami untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Jakarta Utara," ujar Kemal saat dihubungi, Selasa (20/5/2014).
Lebih lanjut Kemal menjelaskan bahwa sejumlah sekolah itu mengaplikasi sistem Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang masih kuno. Dinilainya, banyak guru yang menerapkan pola pendidikan searah. Padahal, lanjut dia, kegiatan belajar mengajar antara guru dan murid harus bersistem partnership atau kemitraan. Dengan begitu, guru dan murid saling melengkapi serta saling memacu untuk meningkatkan kualitas.
"Ke depan kami akan fokus perbaikan sistem pengajaran. Khususnya pada sekolah-sekolah yang siswanya sudah jadi langganan tak lulus," jelasnya.
Adapun dari data yang dilansir Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Jakarta Timur menyandang peringkat pertama kelulusan, 99,89 persen, Jakarta Selatan 99,87 persen, Jakarta Barat 99,85 persen dan Jakarta Pusat 99,76 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.