"Operasi cuma dua jam, terus dibawa ke ruang PICU ini sudah hampir seminggu lebih. Fauzan bisa tidur. Kadang suka nangis-nangis. Kejer juga," ujar Sadiyah, ibu pasien, saat ditemui di lobi tunggu pasien RSUD Tarakan, Rabu (21/5/2014).
Sadiyah menuturkan, dokter meyakinkan kepadanya bahwa putranya pasti sembuh seiring waktu. "Kata dokter, setelah operasi, Fauzan baik-baik saja. Tapi kan saya tetap deg-degan? Gimana nggak, dia (dokter) jawabnya gitu aja," tukasnya.
Sadiyah mengaku cemas karena hingga saat ini dokter belum dapat memastikan bagaimana kondisi putra ketiganya. Selain itu, pemulihan pada penglihatan Fauzan akan diusahakan sampai batas kemampuan tertentu.
"Jujur saya belum bisa tenang karena dokter enggak terang-terangan kasih info tentang Fauzan. Apalagi dibilangnya mata anak saya ini bisa dibantu cuma sebatas kemampuan dokter, nggak tahu juga akan bisa lihat lagi atau nggak," katanya pilu.
"Saya sama suami selama ini nginap di lantai dasar dekat loket tunggu di depan. Cuma beralaskan koran aja, demi nungguin anak tercinta kami ini," papar Sadiyah.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Ermawati mengatakan, segala biaya perawatan akan ditanggung pemerintah. "Dia gratis karena punya kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)," ungkapnya melalui pesan singkat kepada Kompas.com.
Sebelumnya, Muhammad Fauzan Saputra, bayi berusia 11 bulan, akhirnya mendapat perawatan setelah ditolak oleh lima rumah sakit lantaran menderita penyakit radang selaput otak atau meningitis. Saat ini bayi pasangan Sadiyah dan Marzuki tersebut ditangani secara intensif di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.