"(Terjadi) Pendangkalan waduk, akibat pengerukan dengan alat berat sudah lama tidak dilakukan. Apalagi saat musim hujan, lumpur bersama air mengalir ke waduk dari sungai-sungai yang bermuara ke Waduk Pluit," ujar Joko Susetyo, Kepala Seksi Pemeliharaan Tata Air Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Rabu (21/5/2014).
Sebelumnya, setelah dikeruk pada tahun 2013 lalu, kedalaman waduk sudah mencapai 7 meter. Saat ini, menurut Joko, kedalaman waduk hanya sekitar 3-4 meter.
Joko menambahkan, rencananya akan dilakukan pembahasan lebih lanjut mengenai kesepakatan kerja sama pengadaan ekskavator melalui dana corporate social responsibility (CSR) dari pihak swasta. Dia menyebut, saat ini Intiland adalah perusahaan pengembang yang akan berkontribusi dalam CSR di Waduk Pluit.
Masalah lain yang terjadi di Waduk Pluit adalah banyaknya tanaman eceng gondok yang belum dibersihkan. Bahkan kini, dua kapal motor milik Dinas Kebersihan yang biasa digunakan untuk mengangkat eceng gondok sudah tak terlihat.
Sebelumnya, proyek normalisasi waduk, termasuk pengadaan alat berat, berhenti sejak Desember 2013. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, sedang melakukan pembicaraan mengenai tanggung jawab penyedia alat berat.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengusulkan agar proyek normalisasi melibatkan pihak swasta, melalui CSR.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.