Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Raya Margonda Tak Aman bagi Pejalan Kaki

Kompas.com - 26/05/2014, 10:39 WIB

DEPOK, KOMPAS.com — Jalan Raya Margonda yang berada di jantung Kota Depok tidak hanya selalu tergenang banjir setiap kali hujan lebat, tetapi juga tidak bersahabat bagi pejalan kaki.

Menurut penilaian pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia (UI), Lisman Manurung, masalah itu terjadi karena Pemerintah Kota Depok tidak peduli.

"Kondisi jalan yang pada tahun lalu baru saja diperlebar seluas 5 meter itu memang belum mampu memenuhi kebutuhan pejalan kaki," ujar Lisman saat dihubungi wartawan, Minggu (25/5/2014).

Dari sudut pandang keamanan dan kenyamanan pejalan kaki, lanjut Lisman, Jalan Raya Margonda masih jauh dari kata layak.

"Saya melihat para eksekutif atau pemerintah yang mengurus Depok ini sedang tidur nyenyak. Padahal, mereka itu tahu kondisi di sana," katanya.

Jalan Margonda yang berada di tengah Kota Depok menjadi akses penghubung utama dengan wilayah Jakarta Selatan, yakni Jalan Lenteng Agung dan wilayah Jakarta Timur, melalui Jalan Akses UI, Kelapa Dua.

Di sisi jalan protokol sepanjang 5,3 km tersebut, saat ini telah menjadi pusat bisnis dengan sejumlah mal, hotel, restoran, kafe, dan berbagai usaha, mulai dari furnitur, otomotif, serta usaha retail lainnya, bahkan lembaga pendidikan. Di jalan ini pulalah pusat Pemerintahan Kota Depok berdiri.

Takut ditabrak kendaraan

Tahun 2013 Jalan Margonda telah diperlebar dan dibangun pula trotoar atau pedestrian sekaligus drainase. Namun, perbaikan kondisi tersebut tak membuahkan hasil sebagaimana diinginkan masyarakat.

Andri (22), mahasiswa UI, mengeluhkan pedestrian, juga fasilitas penyeberang jalan. Selain pedestrian yang sempit, yakni hanya satu setengah meter dan terlalu mepet dengan bangunan, keberadaan pedestrian juga belum menyeluruh dan baru ada sebagian saja.

"Jembatan penyeberangan orang juga belum selesai. Kami terpaksa menyeberang jalan dengan menghadang mobil. Kalau jalan, terpaksa agak masuk ke badan jalan," katanya.

Andri mengaku takut ditabrak kendaraan jika berjalan kaki di lajur pinggir Jalan Margonda. "Enggak nyaman dan kadang takut ketabrak kendaraan. Di beberapa tempat, trotoar yang ada juga malah dipakai pedagang kaki lima. Padahal, kami yang nggak punya kendaraan kalau mau ke beberapa tempat di Margonda ya jalan kaki," keluh Andri.

Sementara itu, Rizka Rahman Sidik, pemilik usaha rumah makan, mengatakan, selain pedestrian yang kurang lebar, Jalan Margonda saat ini juga kerap tergenang air karena tidak beresnya penataan drainase yang dilakukan Pemkot Depok.

Berdasarkan pantauan Warta Kota, para pejalan kaki terpaksa berjalan di lajur pinggir atau badan jalan. Rutinitas tersebut secara tidak disadari tentunya cukup mengganggu arus lalu lintas jalan sehingga tidak jarang menjadi biang kemacetan dan menimbulkan kecelakaan.

Menurut Lisman Manurung, pemerintah kota sebetulnya bisa mengatasi permasalahan tersebut jika mau berpikir lebih kreatif. "Untuk apa jadi pemerintah kalau tidak bisa kreatif. Ini jelas-jelas bahwa mereka tertidur dan harus dibangunkan," katanya. (bum)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com