Menurut Kepala Unit Pengelola Monas Rini Hariyani, gelang tidak lagi diberlakukan karena antusiasnya para pengunjung terhadap penanda sesaat itu membuat jumlah gelang terus berkurang.
"Sekarang gelang sumbangan (perusahaan) itu diminati masyarakat banyak tapi gelang sudah berkurang banyak," ujar Rini kepada Kompas.com, Selasa (27/5/2014).
Rini melanjutkan gelang bertuliskan PT Sarang Teknik Utama Indonesia, perusahaan yang menangani proyek, semakin sedikit karena banyak pengunjung yang membawanya pulang atau menarik paksa hingga putus.
Para pengunjung, lanjut Rini, mengira gelang tersebut sebagai cenderamata dari Monas untuk para pengunjungnya. Rini mengatakan Monas hanya sekali mendapatkan sumbangan gelang yang berjumlah 3.000 buah.
Kini, pihak pengelola Monas sedang memprogramkan pengadaan kembali gelang tersebut guna menertibkan pengunjung yang mengantre di lift menuju puncak Monas. Program ini , kata Rini, masih dalam tahap pembicaraan pengelola Monas.
"Ada program untuk pengadaan, mudah-mudahan tahun ini bisa (berlaku)," ujar Rini.
Rini menyatakan untuk desain gelang akan berbeda dengan PT Sarang Teknik Utama Indonesia. Rini menyebutkan akan membuat gelang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Nanti rencananya beda dengan sebelumnya. Prosesnya ada tulisan 'Enjoy Jakarta' dan 'Pemprov DKI Jakarta' saja," ucap Rini.
Sebelumnya diberitakan, unit pengelola Monas memberlakukan sistem antrean baru dengan mewajibkan pengunjung mengenakan gelang di pergelangan tangan saat menaiki lift Monas. Sistem ini mulai diberlakukan sejak 3 Maret 2014. Pengunjung akan menaiki lift sesuai dengan jam berlaku di gelang tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.