Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD Kota Depok Ancam Pangkas Anggaran Wisata

Kompas.com - 30/05/2014, 08:58 WIB
DEPOK, KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Depok akan memangkas anggaran pengembangan obyek wisata sebesar Rp 20 miliar per tahun gara-gara dalam empat tahun terakhir program tersebut dinilai tak membuahkan hasil, bahkan mandek. Meskipun pejabat Pemkot Depok mengaku sebagian program sudah berjalan baik, dan menyayangkan rencana pemotongan anggaran tersebut.

Robby Aswan, anggota Komisi C DPRD Kota Depok menilai, program pengembangan wisata air di 20 situ di Depok dengan anggaran Rp 20 miliar per tahun sejak 4 tahun terakhir, gagal.

Ia belum melihat lokasi destinasi wisata yang memadai yang berhasil dikembangkan Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata Seni dan Budaya (Disporpansenbud).

"Selama ini anggaran yang sudah digelontorkan itu dikemanakan? Sampai sekarang geliat obyek wisata mandek. Kami sangat menyayangkan penggunaan anggaran yang tak jelas, dan tidak menunjukkan adanya perkembangan potensi wisata," paparnya.

Depok, lanjut Robby, memiliki banyak potensi obyek wisata skala nasional selain puluhan situ.

Obyek wisata yang memiliki potensi kuat itu di antaranya Situ Studio Alam TVRI di Kecamatan Cilodong, Situ Jatijajar di Kecamatan Tapos, dan Situ Pengarengan di Kecamatan Cimanggis.

Namun, sambung dia, pengelolaan obyek wisata itu tidak dilakukan menyeluruh dengan baik, bahkan banyak yang dilakukan oleh masyarakat sekitar.

"Ada sekitar 20 situ yang hanya dinormalisasi tetapi tidak dimanfaatkan untuk wisata air. Kebanyakan digarap masyarakat sekitar sebagai tempat pemancingan," katanya.

Situ tidak terurus

Ia menjelaskan pada pembahasan anggaran perubahan November mendatang semua fraksi di Komisi C sepakat akan melakukan pengurangan jatah anggaran kerja di Disporparsenbud.

Bahkan, Raperda Pariwisata yang telah diajukan Pemkot dalam meningkatkan industri pariwisata terancärn tidak akan dibahas kembali.

Menanggapi rencana pemangkasan anggaran dari DPRD tersebut, Kepala Disporparsenbud, Misbahul Munir, berharap pemangkasan anggaran itu tidak dilakukan. Alasannya, pengembangan potensi wisata memerlukan waktu yang cukup lama, dan anggaran yang besar.

Apalagi, katanya, pihaknya kini tengah mengalokasikan anggaran untuk pembelian permainan air sampai pembangunan pintu masuk situ dan penjualan karcis permainan air,

"Siapa bilang kami tidak konsepkan geliat pariwisata. Jika anggaran dipotong bagaimana kami mau kerja," katanya, Kamis (29/5/2014).

Munir tidak menampik bahwa potensi obyek wisata di Depok masih belum bisa dikelola oleh pihaknya sendiri. Namun is mengklaim telah mengelola sebagian situ dari 20 situ yang tersebar di beberapa wilayah di Depok.

Berdasarkan pantauan Warta Kota di Situ Puri Cinere, di Jalan Punak, Cinere, pada Kamis (29/5) siang, ada beberapa pengunjung sedang memancing di pinggir situ.

Situ tampak tak terawat karena di setiap sudut dan sisinya dipenuhi sampah, dan tumbuhan liar. Pepohonan di sekeliling sempadan situ juga tampak tak terawat. Sampah dedaunan terlihat sangat mengganggu pemandangan. (bum)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Cerita Warga 'Numpang' KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Cerita Warga "Numpang" KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Megapolitan
Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Megapolitan
Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Megapolitan
Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Megapolitan
Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Megapolitan
Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Megapolitan
Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Megapolitan
Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Megapolitan
Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Megapolitan
Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Megapolitan
Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com