Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehadiran PKL Kota Tua Dikeluhkan, Sekaligus Dinanti

Kompas.com - 09/06/2014, 20:05 WIB
Nadia Zahra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Pedagang kaki lima (PKL) memenuhi bahu jalan sepanjang jembatan kota menuju Pasar Asemka, Jakarta Barat. Para pengguna jalan mengeluhkan keberadaan mereka karena menyebabkan kemacetan lalu lintas dan menyulitkan pejalan kaki.

Beragam barang ditawarkan para PKL. Belasan lapak PKL berada di sepanjang Museum Bank Mandiri. Ada yang berjualan aksesori ponsel, ikat pinggang, dompet, kalung, bantal mobil, dan lain-lain.

Seorang PKL yang berjualan tas belanja bermotif, Alan, mengaku tidak setiap hari membuka lapak di situ. "Ya, biasa kalau jualan di sini sih, tapi nggak sering juga cuma kadang-kadang aja kalau pas hari libur. Nggak sampai malam juga kok," ucap Alan, yang ditemui Kompas.com, Minggu (8/6/2014).

Pedagang lainnya, Firman, mengaku jarang berjualan di area tersebut. Dia juga belum pernah terkena penertiban oleh satuan polisi pamong praja (satpol PP).

"Belum ada satpol PP menertibkan. Soalnya saya juga jarang-jarang dagang di sini. Kebetulan aja karena hari libur. Biasanya jualan pas pasar malam pindah-pindah tempat aja," ungkap Firman.

Sementara itu, Dara (21), pengunjung Museum Fatahillah, mengatakan senang atas kehadiran para pedagang tersebut. Sebab, dia dan teman-temannya dapat belanja dengan harga yang relatif murah jika dibandingkan dengan produk yang sama di pusat perbelanjaan, seperti mal atau supermarket.

"Kita ke sini meemang mau refreshing mata. Banyak pedagang malah bikin semarak. Sekalian bisa belanja juga kan harganya juga terjangkau kalau di emperan begini," ujar Dara sambil membeli kalung etnik seharga Rp 10.000.

Selain Dara, Mita, pelajar SMA, ini mengaku kehadiran para pedagang liar tersebut justru membuat kesan kumuh. "Bikin kesan kumuh saja sih, apalagi yang ke sini kan banyak juga bule. Ya nggak indah aja kesannya," paparnya.

Dari pantauan Kompas.com, arus lalu lintas terbilang lancar dan cenderung lengang. Hal ini disebabkan hari libur. Sebaliknya, jika hari biasa, lokasi tersebut macet, diperparah dengan kehadiran PKL, membuat kemacetan semakin mengular.

"Sekarang sih biasa aja yah, wah kalau hari biasa bisa macet di sini, apalagi kalau banyak PKL, bisa semrawut jalanan," ujar Suparna, pengemudi ojek sepeda yang setiap hari mangkal, menunggu penumpang di perempatan kota tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Megapolitan
Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Megapolitan
Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Megapolitan
Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com