Menurut Basuki, pelaksanaan acara tersebut jauh dari yang ia harapkan. Pada awalnya, ia berharap agar acara PRJ Monas dapat steril dari sampah, kios-kios para pedagang dapat tertata rapi, dan setiap barang yang dijual mencantumkan harga.
Ia pun membandingkannya dengan acara Kaki Lima Night Market yang pernah diselenggarakan Pemprov DKI beberapa bulan yang lalu. Menurut Basuki, penyelenggaraan Kaki Lima Night Market jauh lebih baik karena mencantumkan harga yang jelas dan transaksi menggunakan uang elektronik.
"Kalau PRJ Monas ini lebih kayak pasar malam di kampung saya yang ada di Belitung yang dipindahin ke Monas. Berengseknya luar biasa. Sampah, orang dagang di banyak tempat. Alasannya buat orang-orang miskin. Kalau kayak gitu mending setiap lurah bikin acara di kampungnya masing-masing deh," katanya, di Balaikota Jakarta, Senin (16/6/2014).
Pria yang akrab disapa Ahok ini mengatakan, jajarannya akan mengevaluasi penyelenggaraan acara di Monas. Namun yang pasti, ia mengisyaratkan, tak akan lagi menunjuk Dinas Perindustrian dan Energi untuk menyelenggarakan acara.
"Pertama kita putuskan tidak boleh dipegang oleh Dinas Perindustrian lagi. Kalau PRJ-nya masih boleh atau tidak. Kalaupun boleh, apa nanti di bawah (Dinas) UMKM," imbuhnya.
PRJ Monas merupakan salah satu agenda kegiatan yang diadakan dalam rangka HUT Ke-487 Kota Jakarta. Acara yang diikuti oleh sekitar 2.780 pedagang itu diadakan pada 10-15 Juni 2014.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.