Menurut Koordinator Lapangan Gerakan Muda Penyelamat Karo (GMPK) Julianus Sembiring, mereka adalah perwakilan dari seluruh korban Sinabung yang menuntut janji Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk memenuhi lima janji yang telah disampaikan saat mengunjungi korban pengungsian di Karo, Medan, Sumatera Utara.
Mereka juga meminta SBY segera menetapkan keputusannya mengingat sudah lebih dari 30 hari usul pemberhentian Bupati Karo, Kena Ukur Karo Jambi Surbakti, tak direspons.
"Intinya, mereka melakukan aksi ini untuk mendesak Presiden menetapkan keputusan presiden (keppres) atas pemberhentian Bupati Karo. Mengapa Bupati itu sampai sekarang masih menjabat?" kata Julianus kepada Kompas.com, Jumat (20/6/2014).
Julianus mengatakan, aksi ketiganya dilakukan sebagai simbol rasa sakit korban Sinabung. Ketiganya, kata Julianus, menunggu tanggapan dari SBY dengan memperjuangkan 15.000 penduduk yang masih jadi pengungsi.
Ketiga orang tersebut ialah Odesmon Bangun dan Ilban Bangun dari mahasiswa Fakultas Teknik Listrik Institut Teknologi Medan (ITM), yang orangtuanya menjadi korban Sinabung, serta Budi Brema Semiring dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lumbung Informasi Rakyat (Lira) Kabupaten Karo.
Mereka, kata Julianus, datang ke Jakarta dengan menumpang truk pengangkut jeruk dari Karo. Sebab, jumlah uang ketiganya hanya Rp 300.000. Dalam perjalanan selama beberapa hari pun, mereka diberi makan oleh sopir truk.
Spanduk yang terpajang di dekat mereka saja itu didapat atas dasar dukungan dari forum mahasiswa Karo dan GMPK. Julianus menambahkan, aksi keras mereka yang tak memikirkan kesehatan itu membuatnya membelikan tenda bekas di Jatinegara untuk tempat berteduh di tepi taman Monas pada malam hari. Sebab, mulai dari LSM, DPRD, sampai polisi yang bertugas tidak ada yang mampu menyuruh mereka pindah. Mereka pun menuruti aturan aksi tidur di trotoar pukul 06.00-17.00 WIB.
Pada Rabu malam, kata Julianus, DPRD Karo menemui ketiganya dan mau membiayai mereka pulang dengan pesawat. Namun, ketiganya menolak dan bersikeras menunggu keppres tersebut keluar baru mau kembali ke Karo.
"Mereka tulus bilang kalau kehilangan nyawa juga enggak apa-apa, Bang. Sampai sakit pun kita berjuang buat Karo. Padahal, tuh polisi juga sudah marahin, tapi mereka tetap ngotot mogok makan," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.