"Jadi mereka berangkat dalam rangka ekskul. Laporan yang saya terima, acara dipandu oleh 4 alumni. Satu orang senior dari angkatan 86, tiga orang lainnya dari angkatan 88. Ikut pula dua guru pembimbing. Saat berangkat (Arfiand) katanya sudah mulai kurang sehat," kata Lasro, Senin (23/6/2014).
Lasro menjelaskan, saat tiba kembali di Jakarta pada tanggal 20 Juni, kondisi kesehatan Arfiand memburuk. Oleh keluarganya, ia kemudian langsung dibawa ke RS MMC, Kuningan, Jakarta Selatan. Namun tak lama dirawat, nyawa Arfiand tak terselamatkan.
"Dan yang mengagetkan adalah dari visum sementara oleh polisi, ada semacam lebam lebam seperti hantaman benda tumpul. Saya akan memanggil kepala sekolah dan tata usaha untuk mencoba menggali informasi apakah memang di sekolah itu ada ekskul yang resmi pecinta alam. Kalau ada, batasannya seperti apa," jelasnya.
Sejauh ini pihak Dinas Pendidikan masih menunggu perkembangan penyelidikan di kepolisian. Bila hasil penyelidikan menyimpulkan bahwa para senior Arfiand terbukti sebagai pelaku, mereka terancam akan dikeluarkan dari sekolah.