"Petugas itu untuk mengatur lalu lintas. Karena jelang bulan puasa, jumlah kunjungan warga ke Tanah Abang semakin meningkat," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Muhammad Akbar, kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (25/6/2014).
Jumlah tersebut, lanjut dia, belum mencukupi untuk mengurai kemacetan di Pasar Tanah Abang. Sebab kesadaran masyarakat untuk tertib berlalu lintas masih rendah. Masih banyak masyarakat yang memarkirkan kendaraannya di badan jalan. Padahal, sudah disediakan lahan parkir di Pasar Tanah Abang.
Selain itu, kata dia, jumlah pelanggar tidak sebanding dengan jumlah personel yang bersiaga. Selama dua pekan melakukan penertiban, lanjut Akbar, sudah ribuan pentil kendaraan bermotor roda dua yang dicabut. Namun, pengendara masih nekat memarkirkan kendaraannya di badan jalan.
"Ada berapa ribu pentil yang sudah dicabutin. Tapi, memang masyarakatnya belum disiplin, mau diapain lagi?" tegas mantan Kepala BLU Transjakarta itu.
Untuk menertibkan pedagang kaki lima (PKL) yang membeludak di kawasan itu, pihaknya berkoordinasi dengan Satpol PP DKI Jakarta.
Sementara itu tentang angkutan umum yang masih "ngetem" di kawasan itu, Yadi mengatakan, hal itu terjadi karena rezim setoran yang dilakukan oleh para pengelola angkutan umum. Sehingga, para supir angkutan umum berhenti sembarangan untuk mencari calon penumpang.
"Tapi yang jelas kami tetap mempertahankan Jalan Kebon Jati. Di sana masih bisa dilalui kendaraan dengan cukup lancar," kata Akbar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.