Jalan layang Buaran, Jakarta Timur, misalnya. Jembatan layang ini telah lama terkenal dengan sebutan 'jembatan cinta'. Pasalnya, jembatan layang yang berdekatan dengan Buaran Theatre ini kerap digunakan untuk pacaran.
Kadang-kadang, suasana jalan layang yang ramai mengundang pedagang berdatangan, seperti pedagang rokok, minuman, dan pedagang buah.
Tak kalah terkenal dan ramai adalah jalan layang Pasar Rebo, Jakarta Timur. Tiap hari, mulai pukul 16.00 hingga 24.00, jalan layang ini tak pernah kekurangan peminat.
Paling banyak tentu dua sejoli. Namun, banyak pula kaum pria nongkrong di sana. Ada geng motor, rekan kerja, dan lainnya. Saat bulan puasa, menjelang sahur biasanya juga cukup ramai.
Jalan layang Tanjung Barat (TB Simatupang) juga tak luput dari incaran kaum muda-mudi yang ingin berpacaran. Namun, suasananya tidak seramai Kalibata dan Pasar Rebo. Penyebabnya, arus lalu lintas di sini tergolong selalu ramai. Jalanan ini pun termasuk jalur cepat, sehingga rawan kecelakaan.
Selain tempat-tempat tersebut, jalan layang lain seperti Kuningan, Kemayoran, Cempaka Putih, dan Klender pun acap digunakan sebagai tempat nongkrong dan berpacaran.
Nongkrong atau pacaran di jalan layang sebenarnya sangat berbahaya. Apalagi bila pacarannya sampai larut. Terbukti, lebih dari dua bulan lalu, tepatnya 13 April 2014 dini hari, seorang pria bernama Ari Winata (21) menjadi korban kejahatan di jalan layang Pasar Rebo.
Ari tewas bersimbah darah akibat dibacok penjahat. Selain itu, barang-barangnya juga dirampas pelaku. Diduga, sebelum kejadian dia dan kekasih sedang pacaran di jalan layang tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.