Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang Sepi, Angkot Menumpuk di Terminal Kampung Melayu

Kompas.com - 03/07/2014, 18:54 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemandangan Terminal Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, penuh sesak dengan antrean mikrolet. Penyebabnya, sopir memilih mengetem di dalam terminal karena sepinya penumpang saat Ramadhan ini.

Misngadi (35), sopir angkutan M 18 jurusan Kampung Melayu-Pondok Gede mengeluhkan turunnya pendapatan pada bulan puasa ini. Sumber pendapatan mereka selama ini, yakni pelajar, menurun karena sedang libur sekolah. Dampak turunnya jumlah penumpang membuat dirinya memilih mengetem di terminal tersebut. Begitu juga dengan sopir mikrolet lainnya. Dampaknya, antrean panjang mikrolet hingga di luar terminal.

"Kalau sebelum puasa paling nyampe di jembatan Kampung Melayu ini saja. Tapi lihat sendiri sekarang sudah lebih, kan?" ujar Misngadi, saat ditemui di Terminal Kampung Melayu, Kamis (3/7/2014).

Ia mengungkapkan, pendapatannya menurun sekitar 10 persen. Tak jarang sekali menarik, mikrolet yang dibawanya hanya diisi oleh satu dua orang penumpang.

"Sekarang berkurang pendapatan kita karena anak sekolah pada libur. Tadi aja dari Pondok Gede sampai sini cuma bawa dua orang," terang Misngadi.

Hermanto (45), sopir Mikrolet M 18 lainnya mengatakan, operasional pada bulan puasa ini membuat dirinya merugi. Biasanya, dia bisa mendapatkan Rp 120.000 dalam sehari. Namun, pada puasa ini, ia hanya mengantongi Rp 60.000 hingga Rp 80.000.

Senada dengan Misngadi, dirinya memilih untuk mengetem selama berjam-jam dibanding mencari penumpang di jalan. "Kita jalan sekarang ini bensin habis tapi duit enggak dapat. Kalau ngetem di sini pasti penuh, biar 3 sampai 4 jam enggak masalah. Habis gimana kalau kita main nyodok (jalan) enggak sesuai dengan beli bensin. Tapi emang keadaan lagi begini, sih," tuturnya.

Hermanto mengatakan, lantaran sebagian besar sopir memilih mengetem membuat kondisi Teminal Kampung Melayu menjadi penuh. Hal ini berbanding terbalik dengan daya tampung terminal yang terbatas.

"Karena terminal terlalu kecil, lah ini bukti kenyataannya enggak nampung. Dampaknya juga kita ngetem jadi lama," ujarnya.

Pantauan Kompas.com, dampak antrean ini membuat sebagian mikrolet di parkir semerawut menutupi bahu jalan Jatinegara Barat baik di dua sisi. Di sisi yang mengarah ke Matraman, antrean menyebabkan tertutupnya jalur transjakarta.

Hal yang sama juga terjadi di jalur sebaliknya yang mengarah ke Cawang. Selain itu, masalah kemacetan juga kerap terjadi di dua sisi jalur terminal itu. Hal ini disebabkan para sopir angkutan mengetem di luar jalan terminal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Megapolitan
Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Megapolitan
Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Ternyata Belum Laporkan Kasus Penjarahan, Masih Lengkapi Berkas

Pengelola Rusunawa Marunda Ternyata Belum Laporkan Kasus Penjarahan, Masih Lengkapi Berkas

Megapolitan
Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Megapolitan
Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Megapolitan
Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Megapolitan
Teganya 'Wedding Organizer' Tipu Calon Pengantin di Bogor, Tak Ada Dekorasi di Hari Resepsi

Teganya "Wedding Organizer" Tipu Calon Pengantin di Bogor, Tak Ada Dekorasi di Hari Resepsi

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Megapolitan
Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

Megapolitan
Pemerintah Diminta Evaluasi dan Coret Pengembang Rumah Subsidi yang Bermasalah

Pemerintah Diminta Evaluasi dan Coret Pengembang Rumah Subsidi yang Bermasalah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com