"Di seluruh dunia enggak ada PKL begitu kacau seperti di Jakarta. Kenapa begitu kacau, bukan PKL-nya yang kacau, bajingan premannya yang kacau menjual lahan-lahan di Ibu Kota. Itu yang terjadi," kata mantan Bupati Belitung Timur ini.
Hai ini disampaikan Basuki, saat menjadi pembicara di acara pemenang lomba sayembara penataan kawasan Pasar Baru, di Pasar Baru Mansion, Jakarta Pusat, Sabtu (12/7/2014).
Masalah PKL yang membandel, Basuki mencontohkan, ketika Pemprov DKI membuka PRJ di Monas. Saat itu, Pemprov memberikan kesempatan bagi sekitar 2.800 PKL untuk berjualan di sana secara gratis. Namun, dalam temuannya, kesempatan itu justru dimanfaatkan pihak tertentu untuk membuka 3.000 lapak baru bagi PKL.
Setelah PRJ berakhir, para PKL tersebut justru enggan untuk keluar dari Monas. "Udah sampai enam hari tidak mau keluar. Mau dikeluarin mau keluar celurit sama pisau. Makanya saya bilang Satpol PP, tembak aja. Enggak usah repot-repot," ujar Basuki.
Untuk itu, Basuki menyatakan, Pemprov DKI Jakarta berniat membersihkan Ibu Kota dari keberadaan preman. Salah satunya dengan bekerja dengan aparatur negara untuk menangani masalah preman.
"Kami mau bersihkan. Saya katakan negara tidak pernah kalah sama preman. Negara adalah raja preman. Jadi harus kita lawan. Kita kerja sama dengan pihak tentara," ujar Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.