Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Itu Tewas Tergantung pada Kain Gendongan Anaknya

Kompas.com - 12/07/2014, 18:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Air mata Alinda (31) masih berderai di sela aktivitasnya mengurus jenazah suaminya, Suhendra (30), di ruang jenazah RSCM, Jakarta Pusat, Jumat (11/7) sore. Ia masih tak percaya bahwa suami yang memberinya seorang putra itu kini telah pergi selama-lamanya.

Tragisnya, kepergian sang suami dalam kondisi tak lazim. Suhendra ditemukan meninggal Jumat pukul 08.30 dalam keadaan tergantung di lantai 11 gedung Indosurya Center, tempat ia bekerja sebagai tenaga pesuruh (office boy). Apalagi, kain yang membelit leher dan tempat bergelantung jasadnya adalah kain gendongan putra mereka, Julio (2).

Padahal, hanya berselang beberapa jam sebelumnya, mereka masih berangkat kerja bersama. Seperti biasa, Suhendra mengantar istrinya ke tempat kerja di Sarinah, kawasan Thamrin, sebelum ia sendiri masuk kerja di gedung Indosurya. Dua lokasi kerja pasangan suami-istri ini berdekatan.

Jenazah Suhendra ditemukan oleh dua petugas pengamanan kantor, yaitu Dwi Tantohadi Saputra dan Nana Suryana. Saat ditemukan, ia tergantung pada kain yang biasa Alinda pakai untuk menggendong putra mereka, Julio (2). Kain tersebut, kata Alinda, tidak pernah dibawa oleh Suhendra sebelumnya.

”Saya memang tidak pernah mengecek isi tasnya. Tadi pagi juga agak telat, jadi buru-buru. Tetapi, dia tidak pernah cerita kalau ada masalah. Biasa-biasa saja. Saya heran juga kenapa bisa begini,” kata Alinda, yang bekerja sebagai petugas kebersihan di pusat perbelanjaan Sarinah.

Mereka berangkat dari rumah di kampung Juraganan RT 009 RW 012 Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Rumah yang mereka tempati tersebut merupakan rumah ibunda Alinda yang didiami bersama beberapa orang adik Alinda dan ibu Alinda sendiri.

Pada saat berangkat kerja pukul 06.00, Alinda menuturkan, suaminya tidak menunjukkan gelagat aneh. Meski demikian, sekitar sepekan terakhir ia lebih irit bicara dari biasanya.

Bahkan, saat menggendong putra satu-satunya pagi itu, ia tidak berujar apa pun. ”Tetapi, malam sebelumnya ia membawa saya dan Julio jalan-jalan. Ia juga membelikan Julio baju baru untuk Lebaran,” kata Alinda.

Selain itu, Suhendra juga sempat mengunjungi ibunya, Sayati (60), di Pamulang, pada Kamis siang. Kedatangannya itu sempat membuat Sayati heran karena hari itu merupakan hari kerja. Suhendra juga telah datang pada Sabtu lalu saat mengantarnya berobat ke rumah sakit.

Menurut Sayati, putra sulungnya itu sedang tidak enak badan sehingga tidak masuk kerja. Meski demikian, Suhendra tidak menceritakan apa-apa lagi kepada ibunya.

Diduga bunuh diri

Kematian Suhendra tidak hanya menimbulkan teka-teki bagi keluarganya. Kejadian itu juga membingungkan rekan-rekan di tempatnya bekerja.

Aldiansyah (24), salah satu rekan korban, menuturkan, korban tidak pernah memiliki masalah di kantor.

Kepala Kepolisian Sektor Gambir Ajun Komisaris Besar Putu Putera Sadana menduga sementara korban bunuh diri. Motifnya sedang ditelusuri.

Menurut rencana, korban langsung dimakamkan pada Jumat petang di daerah Permata Hijau, Jakarta Selatan. (A10)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com