Koperasi KJK dibentuk untuk mendorong perekonomian masyarakat kelurahan melalui pinjaman lunak, dengan tidak adanya KJK tersebut, warga yang membutuhkan suntikan modal terpaksa harus meminjam ke bank konvensional.
Hal itu dikatakan seorang warga, Yanto (36). Lelaki yang sehari-harinya membuka usaha makanan tersebut menginginkan adanya koperasi di tempatnya. "Pengennya ada koperasi, supaya lebih mudah," ujar Yanto kepada Kompas.com, Rabu (16/7/2014).
Lurah Kapuk Muara, Tahta Yujang, mengakui hingga saat ini tidak ada KJK di wilayah yang dipimpinnya. "Warga yang membutuhkan pinjaman, biasanya langsung ke bank dengan mengikuti persyaratan masing-masing saja. Dulu sebenarnya di sini sempat berdiri koperasi, tapi tidak berjalan," ujarnya.
Menurut Tahta, salah satu keenganan dari pengurus membuka KJK itu karena khawatir macetnya pinjaman. Sebab, seperti sebelumnya, koperasi simpan pinjam di kelurahan tidak berjalan karena para anggotanya yang tak kunjung membayar pinjamannya.
Sementara itu Kepala Seksi Koperasi, Sudin Koperasi Sudin UMKMKP Jakarta Utara, Husein Thoyib, mengatakan ada 1023 koperasi dan 30 KJK di Jakarta Utara yang aktif dengan anggota berjumlah 23.621 orang.
Menurut dia selama ini keberadaan koperasi sangat diminati masyarakat. Husein menjelaskan, penyebab tidak adanya KJK di Kapuk Muara adalah belum adanya pelatihan di kelurahan tersebut padahal sebagai salah satu persyaratan.
Menurut Husein, pengurus harus mendapat pelatihan untuk meningkatkan kemampuan pengurus dalam hal kelembagaan, manajemen organisasi dan keuangan sehingga mampu mengelola KJK dengan baik.
"Dulu mereka tidak ikut, dan kalau sekarang kita menggelar pelatihan untuk mengajar satu kelurahan agak sulit. Tapi nanti kita akan kita pikirkan solusi terbaiknya seperti apa," tuntasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.