Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Datang ke Jakarta Rapi, Ternyata untuk Mengemis

Kompas.com - 17/07/2014, 11:19 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Kepala Satpol PP DKI Jakarta Kukuh Hadi Santoso mengatakan sulit mengidentifikasi PMKS masuk ke Ibu Kota. Sebab, saat datang ke Jakarta, para penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) itu berdandan rapi dan tidak terlihat seperti PMKS.

"Mereka kebanyakan bukan warga Jakarta. Tapi datang dari Tangerang, Banten, kota-kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata Kukuh, kepada wartawan, di Jakarta, Kamis (17/7/2014).

Keberadaan PMKS di Jakarta ini, kata dia, terorganisir. Namun, hingga kini, pihaknya tidak dapat menangkap koordinator PMKS, dengan keterbatasan informasi. Dalam pembersihan PMKS ini, pihaknya hanya melakukan penertiban.

Setidaknya, ada tujuh titik yang menjadi fokus penertiban, yakni perempatan Fatmawati, perempatan Coca Cola, perempatan Kuningan, perempatan Kelapa Gading, perempatan Taman Mini Indonesia Indonesia, perempatan Matraman, dan perempatan Pramuka.

Menurut Kukuh, sebanyak 6.000 PMKS telah terjaring di Jakarta selama Ramadhan ini.  mengatakan, terjaringnya PMKS itu melalui operasi simpatik yang dilakukan selama dua pekan, sejak 29 Juni hingga 16 Juli lalu.

Selanjutnya Dinas Sosial akan mendata, dengan foto dan menandatangani perjanjian. Sesuai kebijakan Plt Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, para PMKS yang tertangkap kembali datang ke Jakarta, maka akan langsung dipidana.

"Mereka dibina dulu di panti sosial. Terus, dipulangkan ke kampung halaman mereka, dengan perjanjian tidak kembali lagi ke ibu kota," kata Kukuh.

Ada tujuh panti sosial yang disiapkan menampung para PMKS. Yakni Panti Tresna Werdha Budi Mulia 1, Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, Panti Sosial Tunas Bangsa, Panti Sosial Cipayung, Panti Sosial Bina Laras Cengkareng, Panti Sosial Kedoya, dan Panti Sosial Bina Insan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com