Ahok menilai, ada kemungkinan kesalahan terletak pada pihak yang memasang jika pipa dipasang tidak sesuai ketentuan. Terlebih lagi, kata dia, jaringan utilitas di Jakarta, baik pipa maupun kabel, banyak yang dipasang secara asal-asalan dan tidak mengikuti aturan.
"(Penyebab pipa meledak) memang karena bangun MRT. Cuma yang jadi persoalannya itu apa keteledoran orang yang menggali atau memang letak pipa gasnya yang tidak sesuai," katanya, di Balaikota Jakarta, Kamis (17/7/2014).
Karena itu, Ahok mengatakan, dalam waktu dekat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menerbitkan peraturan gubernur yang mengatur tentang pemanfaatan ruang bawah tanah. Hal itu dilakukan sembari melakukan pengecekan terhadap jaringan utilitas.
"Minimal pergub dulu. Kan kita mau manfaatin ruang udara dan bawah tanah untuk jadi duit buat DKI, termasuk reklamasi pulau. Kita lagi siapin kok rencana detail tata ruang untuk pesisir, bawah tanah, dan ruang udara," ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.
Pipa gas milik PGN di depan Mapolda Metro Jaya terbakar pada Rabu malam sekitar pukul 23.25. Menurut keterangan para saksi, pipa meledak di tengah proses pengerjaan proyek MRT. Polisi telah memeriksa beberapa saksi terkait ledakan tersebut. Adapun saksi yang diperiksa adalah para pekerja proyek pembangunan MRT.
"Ketika sedang mengerjakan bagian fiber optik Telkom proyek MRT, para saksi melihat asap dari pipa gas dan tak lama kemudian keluar api setinggi 2 meter," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.