Dalam apel itu, Moeldoko menjelaskan hanya akan menurunkan prajurit apabila situasi kritis. Hal ini ditegaskan Panglima TNI dalam apel yang diikuti oleh 1.260 prajurit TNI yang terdiri dari 315 prajurit Kostrad, 315 prajurit Kopassus, 315 prajurit Marinir, dan 315 prajurit Paskhas.
Moeldoko mengatakan bahwa pasukan ini di bawah kendali Panglima TNI. "Saya tak ingin kalian diturunkan, kalau diturunkan berarti situasi kritis. Saya hanya menginginkan kalian melakukan apel siaga saja," ujar Moeldoko dalam siaran pers yang diterima Kompas.com dari Mabes TNI.
Menurut dia, TNI sama sekali tak menginginkan adanya kelompok tertentu yang mengganggu stabilitas keamanan nasional dan struktur sosial yang sudah terbangun dengan baik. "Apabila gangguan itu terjadi, TNI bertekad akan bertindak dengan tegas untuk selamatkan masyarakat, bangsa, dan negara," ujar Moeldoko.
Kata dia, ada perbedaan antara membangun struktur sosial dan membangun infrastruktur. Infrastruktur mudah dibangun kembali, tetapi membangun struktur sosial yang telah dirusak sangat sulit.
"Apabila gangguan itu terjadi, TNI bertekad akan bertindak dengan tegas untuk selamatkan masyarakat, bangsa, dan negara," ujar Moeldoko.
Namun, dia menegaskan, TNI harus netral dalam pilpres. "Kebijakan Panglima TNI sangat jelas dalam menjalankan tugas, yakni netral, tegas, dan profesional, itu standar yang kita miliki. Oleh karena itu, prajurit harus mempedomaninya," ujar Moeldoko.
Hadir dalam acara tersebut Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Budiman, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI I Putu Dunia, para pejabat teras TNI, dan Kapuspen TNI Mayjen M Fuad Basya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.