Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Nama-nama Calon Pendamping Ahok Memimpin Jakarta

Kompas.com - 22/07/2014, 19:18 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak lama lagi akan menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Basuki dipastikan menduduki kursi DKI 1 jika Joko Widodo dinyatakan menang pada Pilpres 2014. (Baca: Rekapitulasi 33 Provinsi Selesai, Jokowi-JK Menang dengan 53,15 Persen).

Jika Basuki naik, artinya, kursi Wagub DKI kosong.

Pria yang akrab disapa Ahok itu mengaku lebih memilih didampingi oleh seseorang yang pernah memimpin di daerah dibandingkan politisi yang duduk di legislatif.

Beberapa nama muncul untuk mendampingi Ahok memimpin Jakarta sampai tahun 2017.

Mulai dari Ketua Dewan Pimpinan Daerah Jakarta Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Boy Sadikin; mantan Wali Kota Blitar Djarot Saiful Hidayat; atau Bambang DH, mantan Wali Kota Surabaya. Selain itu, dari Partai Gerindra muncul nama Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik.

"Kalau boleh pilih sih, aku pilih Djarot atau Bambang deh. Jadi pengalaman, pilih bekas kepala daerah. Wali kota pengalaman mengurus kota. Djarot merupakan mantan Wali Kota Blitar, sedangkan Bambang di Surabaya. Mereka lebih mempunyai pengalaman," kata Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Senin (22/7/2014).

Jika PDI-P memilih Boy Sadikin menjadi calon wagub DKI, dia mengaku tidak keberatan sebab selama ini dia telah bekerja sama dengan Boy dalam memimpin Jakarta.

Menurut dia, Partai Gerindra yang mengusung Jokowi-Ahok sewaktu pilkada legawa jika wakil Ahok dari PDI-P.

"Terserahlah. Saya bisa kerja sama dengan baik sama Boy," kata dia.

Selain itu, Ahok juga ingin wakil yang merupakan kaum perempuan. Hal ini dikarenakan sosok perempuan bisa menjadi penenang kala dia sedang emosi.

Namun, mantan Bupati Belitung Timur itu enggan memilih Wali Kota Surabaya Risma menjadi wakilnya.

"Saya pilih Dian Sastro saja. Dia kan pintar, orang Universitas Indonesia. Sosiolog lagi," ujarnya sambil tertawa.

Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra DKI Muhammad Taufik mengaku bahwa partainya belum mau membahas siapa calon pendamping Ahok karena dalam pilpres ini Partai Gerindra merasa dicurangi.

"Kami belum memikirkan ke sana. Masalahnya pilpres saja dicurangi. Fokus saja ke sana dulu," kata Taufik.

Taufik menjelaskan bahwa dalam pemilihan Wakil Gubernur DKI memang dari dua partai pengusung pemenang Pemilukada DKI Jakarta. Jika tidak ada kesepakatan antara dua partai pengusung, maka kedua partai mengajukan nama-nama cawagub.

"Jika tidak sepaham, maka masing-masing mengusulkan. (PDI-P sudah usulkan beberapa nama) Ya biarkan saja. Itu hak politik mereka. Masalahnya bisa disetujui oleh kami tidak," ujar Taufik.

"Nanti yang memilih wagub baru itu anggota DPRD DKI yang baru karena Agustus sudah pelantikan anggota baru," kata Basuki lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com