Pesan ancaman ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo jelang penetapan hasil pilpres pada Sabtu (19/7/2014) malam.
Selain itu, ada juga insiden lainnya, yakni hilangnya tas alumni sekolah tinggi Prasetiya Mulya saat buka puasa bersama pada Kamis (17/7/2014).
Untuk mengontrol keamanan di Balaikota, Pemprov DKI Jakarta bakal menambah sembilan kamera pengintai atau CCTV. "Dua pekan lagi baru ada tambahannya itu," kata Kepala Biro Umum DKI Agustino Darmawan, di Balaikota Jakarta, Rabu (23/7/2014).
Menurut dia, pengadaan CCTV ini tidak melalui mekanisme lelang ULP, tetapi penunjukan langsung. Sebab, anggarannya tidak mencapai Rp 200 juta.
Ia menjelaskan, saat ini CCTV yang tersebar di Balaikota hanya berjumlah 32 unit. Sebanyak 12 di antaranya sudah rusak dan tidak dapat berfungsi dengan baik.
Teknologi CCTV di Balaikota juga sudah tergolong ketinggalan zaman. "Saat ada pencurian kemarin di Balai Agung terekam di CCTV. Ternyata setelah diperbesar, blur, karena sudah kuno," kata Agustino.
Jumlah CCTV yang ada di Balaikota itu masih kurang. Sebab, idealnya setiap lantai Balaikota dipasang delapan CCTV. Ada dua gedung di lingkungan Balaikota, masing-masing setinggi 23 dan 22 lantai.
Pengadaan CCTV pun diutamakan yang memiliki kualitas dan teknologi modern. Terlebih, pengamanan di Balaikota setingkat very very important person (VVIP) karena merupakan obyek vital Ibu Kota.
"Wartawan juga kadang meninggalkan barang mereka di pendopo saat Gubernur dan Wagub bergerak. Jadi, jangan lalailah dengan barangnya masing-masing," kata Agustino.
Baca juga: DKI: Pesan Ancaman untuk Jokowi Kata-katanya Sangat Tak Enak Didengar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.