Mereka berharap, pemerintah dapat memberikan subsidi tersebut melalui program Kartu Jakarta Pintar.
"Sebenarnya saya kurang setuju, karena lebih baik menggunakan pakaian muslim. Tetapi kalau jadi, akan lebih bagus kalau disubsidi seperti menggunakan KJP. Karena anggaran di DKI itu kan banyak," kata Heri (42), warga Rusun Pinus Elok, Jakarta Timur, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (25/7/2014) malam.
Namun, Heri yang memiliki putri di bangku kelas IV SD 09 Penggilingan, Cakung itu, mengaku, dana KJP bagi anaknya tersendat. Ia menyatakan, sejak diberikan pertama kali, dana KJP tidak lagi cair untuk putrinya Mutiara (9).
"Saya tidak tahu permasalahannya kenapa. Tapi KJP anak saya itu sudah tidak keluar. Cuma pertama kali saja," ujar Heri.
Alasannya tidak setuju, Heri berpendapat alangkah baiknya jika baju adat tersebut hanya diberlakukan bagi orang dewasa saja atau PNS DKI. Disamping bila nantinya orang tua harus mengeluarkan biaya lagi untuk memperoleh baju tersebut.
"Kayaknya ribet kalau buat anak-anak. Kalau buat pegawai sih ya tidak apa-apa. Kalau anak ribet nanti turun naik (di jalan)," ujarnya.
Adapun Dedi (39), warga Batu Ampar, Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur mengungkapkan hal senada. Ia berharap Pemprov DKI dapat memberikan subsidi gratis bila kebijakan tersebut diberlakukan.
Apabila mesti membayar, Dedi berharap, warga dapat diberi kelonggaran dengan cara mencicil. "Kalau beli kan tergantung keuangan orang tua, kalau anak enggak mampu ya bisa bayarnya dicicil atau bagaimana. Tapi harapannya digratisin saja. Kan anggaran DKI itu banyak," ujar ayah dari pelajar kelas I SD Baru Ampar tersebut.
Meski demikian, Dedi menyambut positif kebijakan ini. Sebagai warga asli Betawi, dia menyatakan kebijakan tersebut adalah bagian dari melestarikan budaya.
Dedi mengaku tidak keberatan dengan kebijakan tersebut. "Kalau saya sebagai orang tua sih boleh-boleh saja. Ya kalau buat Budaya Betawi, istilahnya kan hampir punah. Biar lestari budayanya enggak kalah sama yang lain," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.