Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Tua Berharap Pakaian Betawi untuk Siswa Bisa Disubsidi Melalui KJP

Kompas.com - 25/07/2014, 22:35 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Orang tua murid berharap Pemprov DKI Jakarta bisa memberikan subsidi terkait kebijakan yang mewajibkan siswa memakai pakaian sadariah (adat Betawi) sebagai pengganti baju busana muslim.

Mereka berharap, pemerintah dapat memberikan subsidi tersebut melalui program Kartu Jakarta Pintar.

"Sebenarnya saya kurang setuju, karena lebih baik menggunakan pakaian muslim. Tetapi kalau jadi, akan lebih bagus kalau disubsidi seperti menggunakan KJP. Karena anggaran di DKI itu kan banyak," kata Heri (42), warga Rusun Pinus Elok, Jakarta Timur, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (25/7/2014) malam.

Namun, Heri yang memiliki putri di bangku kelas IV SD 09 Penggilingan, Cakung itu, mengaku, dana KJP bagi anaknya tersendat. Ia menyatakan, sejak diberikan pertama kali, dana KJP tidak lagi cair untuk putrinya Mutiara (9).

"Saya tidak tahu permasalahannya kenapa. Tapi KJP anak saya itu sudah tidak keluar. Cuma pertama kali saja," ujar Heri.

Alasannya tidak setuju, Heri berpendapat alangkah baiknya jika baju adat tersebut hanya diberlakukan bagi orang dewasa saja atau PNS DKI. Disamping bila nantinya orang tua harus mengeluarkan biaya lagi untuk memperoleh baju tersebut.

"Kayaknya ribet kalau buat anak-anak. Kalau buat pegawai sih ya tidak apa-apa. Kalau anak ribet nanti turun naik (di jalan)," ujarnya.

Adapun Dedi (39), warga Batu Ampar, Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur mengungkapkan hal senada. Ia berharap Pemprov DKI dapat memberikan subsidi gratis bila kebijakan tersebut diberlakukan.

Apabila mesti membayar, Dedi berharap, warga dapat diberi kelonggaran dengan cara mencicil. "Kalau beli kan tergantung keuangan orang tua, kalau anak enggak mampu ya bisa bayarnya dicicil atau bagaimana. Tapi harapannya digratisin saja. Kan anggaran DKI itu banyak," ujar ayah dari pelajar kelas I SD Baru Ampar tersebut.

Meski demikian, Dedi menyambut positif kebijakan ini. Sebagai warga asli Betawi, dia menyatakan kebijakan tersebut adalah bagian dari melestarikan budaya.

Dedi mengaku tidak keberatan dengan kebijakan tersebut. "Kalau saya sebagai orang tua sih boleh-boleh saja. Ya kalau buat Budaya Betawi, istilahnya kan hampir punah. Biar lestari budayanya enggak kalah sama yang lain," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com