Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Datang Setelah Pulang Kampung

Kompas.com - 31/07/2014, 03:00 WIB

”Dik, mas, mbak, jangan ke Jakarta, ya.”

KOMPAS.com - Itulah tweet yang dibuat politisi Budiman Sudjatmiko melalui akun @Budimandjatmiko pada Rabu (30/7). Ia menanggapi sebuah gambar kliping artikel harian Kompas mengenai imbauan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang meminta warganya tidak tergoda mencari pekerjaan di Jakarta dan sekitarnya.

Dia beralasan, dana desa yang nilainya bisa mencapai Rp 1,4 miliar per desa seharusnya cukup untuk menggerakkan perekonomian desa dan menghalau warga desa untuk mencari nafkah di kota besar. Pemerintah tengah mempersiapkan 17 peraturan pelaksana untuk pengucuran dana desa meliputi pencairan dana, pendampingan masyarakat, kepala desa, termasuk transparansi penggunaan dana. Jika undang-undang tersebut diberlakukan, bakal ada 72.944 desa di Indonesia yang akan menikmati hasilnya.

Lontaran tersebut mewakili diskusi yang selalu mengemuka setelah Idul Fitri. Jutaan orang pulang ke kampung halaman setelah setahun lebih bekerja di kota untuk bersilaturahim dengan kerabat. Begitu kembali ke kota, umumnya mereka juga mengajak kerabat di desa untuk ikut mencari nafkah. Ini fenomena yang disebut dengan urbanisasi.

Akun @budagautama1 mengungkapkan bahwa penyebab utama urbanisasi adalah peredaran uang yang terkonsentrasi di Ibu Kota, mencapai 70 persen, sedangkan sisanya tersebar di 32 provinsi di Indonesia. Begitu pula penerimaan pajak juga sebagian besar berasal dari Ibu Kota.

Cendekiawan Emil Salim beralasan bahwa daya gerak urbanisasi dari desa diakibatkan daya tarik kota yang lebih besar. Terdapat lapangan kerja yang melimpah di kota, begitu pula layanan pendidikan dan kesehatan.

”Apabila orang desa bisa cari nafkah di desa, anak desa bisa berlanjut sekolah, orangtua bisa dirawat sehat di desa, untuk apa perlu urbanisasi?” ujarnya melalui akun @emilsalim2010.

Senada dengan hal tersebut, akun @agusppatk juga berpendapat bahwa pemerintah harus membuat kebijakan yang menjamin agar tersedia lapangan pekerjaan di desa serta memastikan peredaran uang di sana. Misalnya, dengan penyediaan pasokan pupuk dan kebutuhan penunjang petani seperti diusulkan akun @allbecausehim.

Tentu saja harapan pun disematkan kepada Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta, yang sebentar lagi dilantik menjadi presiden. Salah satunya diungkapkan akun @PratamaTirza yang mengharapkan keseimbangan antara kota dan desa bisa terjadi sehingga urbanisasi bisa ditekan secara signifikan. (Didit Putra Erlangga Rahardjo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

Megapolitan
Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Megapolitan
Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Perempuan di Jaksel Bunuh Diri Sambil 'Live' Instagram

Perempuan di Jaksel Bunuh Diri Sambil "Live" Instagram

Megapolitan
Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Megapolitan
Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Megapolitan
Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Megapolitan
Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Megapolitan
Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Megapolitan
Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Megapolitan
Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi 'Online' dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi "Online" dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Megapolitan
Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

Megapolitan
Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Megapolitan
Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com