Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Solar Nonsubsidi, Pengendara Rela Ganti Mobil

Kompas.com - 01/08/2014, 15:59 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kebijakan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) untuk tidak menjual solar bersubsidi di stasiun pengisian bahan bakar umum milik Pertamina di wilayah Jakarta Pusat mulai berlaku hari ini, Jumat (1/8/2014).

Beberapa pengendara mengeluhkan kebijakan tersebut karena dinilai tidak efektif. Seorang karyawan swasta, Andi (47), mengaku kerepotan apabila harus mencari solar untuk mobil Innova diesel miliknya ke luar daerah Jakarta Pusat. Sebab, ia tinggal dan beraktivitas di kawasan Cempaka Mas, Jakarta Pusat.

"Repot dan buang-buang waktu kalau isi bensin. Paling harus pergi ke Pramuka atau Bypass sana," ujar Andi di SPBU 34-10504 Jalan Cempaka Putih Raya, Jakarta Pusat, Jumat.

Andi mengaku sudah mendapat surat edaran perihal layanan solar di Jakarta Pusat. Menurut dia, kebijakan ini menjadi bahan perbincangan di antara rekan-rekan kerjanya.

Menurut Andi, ia dan teman-teman kerjanya merasa aneh dengan kebijakan pemerintah. Seharusnya, kata dia, kebijakan dibuat untuk mempermudah, bukan malah mempersulit.

Hal senada juga dikatakan Hapi (45), yang mengendarai Mitsubishi Kuda bermesin diesel. Hapi menganggap tidak tepat jika kebijakan pemerintah ini dicoba di wilayah Jakarta Pusat.

Menurut Hapi, di Jakarta Pusat tidak terdapat banyak SPBU sehingga solar pun tidak banyak dikeluarkan. "Kenapa Jakarta Pusat? Kan masih bisa wilayah lain. Apa karena Jakarta Pusat banyak pekerja? Ya, justru karena banyak kendaraan, jadi harus jauh," kata Hapi.

Ia khawatir, kebijakan tersebut malah mendorong orang membeli mobil. Sebab, warga Jakarta seolah mudah membeli mobil lain untuk menghindari pembelian solar mahal di wilayahnya.

Hapi menduga, mahalnya solar nonsubsidi dan Pertama Dex akan dikeluhkan banyak pihak. Ia mengaku akan mengganti mobilnya dan tidak mau menggunakan mobil berbahan bakar solar lagi jika penggantian solar subsidi merata di wilayah Jabodetabek.

Adapun harag solar nonsubsidi Rp 12.800 per liter, sedangkan Pertamina Dex seharga Rp 13.150 per liter. Sementara harga solar subsidi Rp 5.500.

Lain halnya dengan Hartoyo (41), pengendara Isuzu Panther. Hartoyo tidak mempermasalahkan jika ia harus mencari SPBU lain di luar Jakarta Pusat.

Ia mengaku tinggal di Rawamangun, tetapi anak-anaknya bersekolah di Jakarta Pusat. "Anak-anak saya sekolahnya di SMA dan SMP daerah Jakarta Pusat, jadi agak sulit juga kalau harus isi bensin saat antar jemput mereka," ujarnya.

Namun, Hartoyo juga mengatakan bahwa kebijakan itu tidak efektif karena aktivitas di Jakarta Pusat cukup banyak, sementara wilayah tersebut minim SPBU.

"Pemerintah lebih baik menaikkan harga jual solar di pasaran atau membuat jam batas pembelian bahan bakar tersebut. Kalau dihilangkan total begini, susah," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Megapolitan
Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com