Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang "Ngotot" Pilih Trotoar Sebagai Lokasi Berjualan

Kompas.com - 02/08/2014, 15:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus menertibkan pedagang kaki lima yang berjualan tidak pada tempatnya. Pedagang kaki lima akan didata dan jumlahnya dikunci supaya tidak bertambah. Momen arus balik Lebaran ini dinilai berpotensi menambah jumlah pedagang kaki lima di Jakarta.

Penertiban pedagang kaki lima (PKL) dilakukan di berbagai titik sejak sehari setelah Lebaran seperti yang diinstruksikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Sekretaris Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Perdagangan DKI Jakarta Irwandi, Jumat (1/8), mengatakan, tidak ada tempat khusus yang disediakan bagi PKL yang ditertibkan karena berjualan tidak pada tempatnya.

”Kami memiliki lokasi binaan untuk PKL, sekitar 20 lokasi. Kalau mau, PKL yang ditertibkan bisa menempati lokasi binaan. Tetapi, kebanyakan mereka tidak mau karena menurut mereka lokasinya tidak ramai,” katanya.

Tersedia pula tempat di lapangan IRTI untuk PKL di Taman Monas, tetapi itu pun tidak mencukupi. Ada sekitar 400 tempat yang bisa ditempati, sementara jumlah PKL yang menggelar dagangan di kawasan Monas mencapai 600-an orang.

Sekarang ini, Pemprov DKI Jakarta berkonsentrasi untuk mendata jumlah PKL di Jakarta. Jumlah itu sebisa mungkin tidak bertambah lagi. ”Kami harapkan, September nanti selesai pendataan. PKL binaan kami saja sudah mencapai 100.000 orang. Di luar PKL binaan, jumlahnya bisa 500.000-600.000. Apalagi setelah arus balik Lebaran, bisa saja bertambah banyak,” ujar Irwandi.

Sementara PKL di Jakarta Pusat terlihat berjualan di pinggir jalan. Mereka menggelar dagangan di seputar pusat perbelanjaan, seperti di Pasar Senen dan Pasar Tanah Abang. Di Senen, PKL memenuhi pinggir sisi Proyek Senen mulai dari depan lokasi kue subuh hingga ke Jalan Kramat Bunder. Para pedagang yang dominan menjual pakaian bekas ini juga memajang barang dagangan mereka di trotoar.

Di antara para pedagang pakaian bekas itu ada yang pernah berjualan di kios-kios dalam Blok III yang terbakar 25 April. Mereka diberi kios sementara di Blok V.

Roy (24), salah satu pedagang, menceritakan, pendapatannya menurun sejak berjualan di Blok V. ”Kiosnya berada di lantai atas. Akhirnya saya memilih berdagang di trotoar,” ujarnya.

Dia menyatakan pernah mengalami penertiban. ”Saya dapat info kalau pekan depan ada penertiban lagi. Saya tak masalah sebenarnya asal dapat menyewa kios yang strategis,” ujar Roy.

Di Tanah Abang, PKL juga memenuhi jalan di depan Blok G hingga ke pinggir Blok B. Mereka berjualan di pinggir jalan ataupun trotoar. Para pedagang memanfaatkan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan sementara sebagian pusat perbelanjaan, seperti Blok A dan Blok B masih tutup.

Kepala Satpol PP Jakarta Pusat Yadi Rusmayadi mengatakan, penertiban kawasan Senen dan Tanah Abang belum maksimal pada masa libur Lebaran. ”Pekan depan kami akan mulai lagi menertibkan PKL yang nekat berjualan di pinggir jalan. Tidak ada toleransi lagi,” ujarnya.
Trotoar dan badan jalan

PKL masih dibiarkan menduduki trotoar di Terminal dan Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Mereka juga mengambil sebagian badan jalan untuk menggelar dagangan sehingga menghambat perjalanan kendaraan yang melintas di kawasan itu, terutama angkutan kota.

Para pedagang yang terdiri dari pedagang buah, ikan asin, sayuran, sepatu, kembang api menempati trotoar dan badan jalan di sisi kiri jalan satu arah tersebut. Mereka menghambat laju angkot dan kendaraan yang datang dari arah Ciledug Raya. Sementara pedagang sepatu dan pakaian lebih banyak menempati sisi kanan jalan sehingga menghalangi perjalanan angkot dan kendaraan dari arah Ciputat.

Di Jakarta Timur juga tidak ada perubahan pada wajah trotoar sepanjang ruas Jalan Ahmad Yani, Prumpung, hingga Jalan Basuki Rahmat, Jakarta Timur. Trotoar jalan tetap diokupasi PKL Gembrong yang berjualan aneka mainan dan karpet.

Halaman:
Sumber KOMPAS
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com