Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satpol PP dan PKL "Kucing-kucingan" di Monas

Kompas.com - 02/08/2014, 18:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Di kawasan Monas setelah penertiban pada pagi hari tadi, kondisi taman IRTI tampak bersih dari para PKL. Sejumlah anak-anak tampak berlarian dengan senang karena kondisi yang lengang. Beberapa juga tampak bermain layang-layang ditemani kedua orang tuanya. Pasangan muda-mudi tampak asyik bercengkerama. Bahkan ada yang menggelar tikar dan tidur siang di bawah pohon tak jauh dari lapangan IRTI.

Puji Lestari (34), warga yang datang berkunjung ke Monas bersama suaminya Endin (40) itu mengaku senang dengan lengangnya kondisi Monas siang ini. "Asyik anak saya bisa berlarian dan main layangan sama bapaknya tuh. Daripada semalam, pas saya kesini penuh sama PKL," kata warga Tebet itu kepada Warta Kota, Sabtu (2/8/2014).

Dengan penertiban yang dilakukan pagi tadi, kata Puji, setidaknya membuat liburan lebarannya kali ini menjadi lebih indah. Karena bisa bercengkeraman dengan keluarganya tanpa harus terusir oleh PKL yang akan menggelar lapaknya.

"Asyik, Mas, pemandangan Monasnya jadi lebih keliatan. Apalagi jadi bersih dari sampah, pas deh saya ngajak anak saya ke sini hari ini. Dia jadi puas buat main," ujar wanita berbaju pink itu.

Hanya saja, sejauh pengamatan Warta Kota, sejumlah PKL masih nekat menjual dagangannya di dalam kawasan yang teduh di bawah pohon. Kawasan itu luput dari pantauan petugas Satpol PP karena mereka lebih memfokuskan razia pedagang yang berjualan di dalam yang tidak tertutup pohon.

Para PKL itu, misal pedagang kerudung, gulali, tahu gejrot, pecel madiun, pernak-pernik, pedagang minuman keliling dan gantungan kunci. Tetapi mereka tidak menggelar lapaknya secara besar, hanya beberapa saja. Sisanya ditaruh di dalam karung, jika sewaktu-waktu ada razia kembali mudah mengangkutnya.

Ririn (50) dan Nurmanto (55), pedagang gantungan kunci, mengaku terpaksa tak menjual dagangannya dalam skala besar. "Biarin Mas, biar gampang beresinnya. Takut tiba-tiba petugas razia lagi, tadi saja saya sampai jatuh untuk menghindari petugas," ucap wanita yang sudah berjualan gantungan kunci di Monas selama 30 tahun.

Sebenarnya, dirinya sudah mengetahui akan ada razia hari ini. Tetapi nekat berjualan karena momennya yang pas sesuai dengan hari raya Idul Fitri. "Soalnya rame Mas, lumayan penghasilannya. Saya jualan lebaran ini daripada hari biasanya," ungkap warga Citayam itu.

Menurut Ririn, petugas yang melakukan razia jumlahnya ratusan. Sehingga, tidak heran banyak PKL yang terjaring karena tidak sempat melarikan diri. "Petugas udah kayak banjir tadi datangnya, banyak banget. Untung saya sudah sering kucing-kucingan jadi bisa kabur tapi sempet jatuh juga tadi, sekarang masih sakit nih mas dengkul saya," ungkapnya.

Kasatpol PP Provinsi DKI Jakarta Kukuh Hadi Santoso mengatakan, pihaknya akan sapu bersih seluruh PKL yang ada di kawasan Monas. "Kami akan sikat habis mereka yang masih berjualan. Kami angkut semua gerobaknya," ujar Kukuh.

Ia menjelaskan, operasi ini akan dilakukan terus menerus dengan mendirikan pos-pos penjagaan di sekitar kawasan Monas. Hal itu dilakukan supaya para PKL tak kembali lagi masuk ke kawasan Monas. "Sekarang kami masih fokus sama PKL yang di lapangan IRTI dulu, besok tanggal 7 saya mau sikat juga PKL yang ada di parkiran IRTI itu. Biar benar-benar bersih Monas dari para PKL," ucap Kukuh.

Untuk operasi ini, Kukuh mengaku melibatkan Satpol PP yang ada di 5 wilayah DKI Jakarta. "Masing-masing wilayah saya minta 100 personel untuk membantu penertiban. Total sejak pagi sudah ada ratusan gerobak yang kami angkut, pagi saja sudah 11 truk, sore ini kami targetkan 22 truk," pungkasnya. (Wahyu Tri Laksono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Warta Kota
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com