Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akan Direvitalisasi, Terminal Perumnas Klender Tutup Hingga Desember

Kompas.com - 04/08/2014, 18:48 WIB
Nadia Zahra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini, Senin (4/8/2014) terminal Perumnas Klender, Jakarta Timur resmi ditutup dan dikosongkan hingga akhir Desember 2014 mendatang. Kepala Terminal Perumnas Klender, Simson Malau, mengatakan penutupan dilakukan menyusul adanya rencana revitalisasi.

"Sebenarnya dalam surat UPT (unit pelaksana teknis) terminal ini harus ditutup per 1 Agustus, tapi kami baru bisa tutup pagi tadi. Karena pertimbangan ke masyarakat sekitar, pemilik warung sama rumah makan yang ada di dalam terminal. Mereka minta hari Senin ini saja tutupnya," ucap Simson.

Pembangunan ditargetkan rampung akhir Desember ini. Menurutnya, terminal Klender akan dibuat seperti di Terminal Manggarai yang bergaya zaman Kolonial Belanda.

Terminal yang berada tepat di depan Pasar Perumnas Klender ini memiliki luas lebih kurang 3.600 m2. Dari pantauan Kompas.com, kondisi terminal sudah kosong, tidak ada satu pun angkutan umum yang bertengger di dalamnya.

Tampak beberapa petugas tengah mematok pembatas berbahan seng yang sengaja dibuat untuk menutupi pintu masuk ke dalam terminal. Di sepanjang penutupan, belum terdapat spanduk atau baliho yang menerangkan adanya upaya revitalisasi terminal Perumnas Klender.

Di sekitar terminal, lebih dari puluhan angkutan umum berjenis mikrolet, dan KWK (koperasi wahana kalpika) mengetem dan memenuhi jalan di sekitar pasar, sehingga terpaksa harus berjibaku dengan angkutan pribadi lainnya. Dan mengakibatkan macet.

"Seluruh angkot kami alihkan ke luar terminal dulu sementara sambil nunggu selesai dibangun. Ya mau enggak mau kan. Nanti ada petugas yang jaga di depan atur lalu lintas angutannya," ujar bekas staf di terminal Pulogadung.

Salah satu sopir mikrolet 29, jurusan Perumnas Klender-Pondok Kelapa, Dayat (29) merasa tidak terganggu atas penutupan terminal.

"Biasa saja sih, enggak masalah. Lagian penumpang dari terminal yang naik juga sepi, kami biasa ngambil penumpang di depan kantor pos (lebih kurang berjarak 10 meter dari terminal)," kata Dayat.

Hal senada disampaikan oleh penumpang bernama Tuti (38). Namun ia mengaku belum mengetahui rencana revitalisasi terminal berkategori C atau termasuk terminal kecil tersebut. "Iya enggak pengaruh sih ya, biasa saja ditutup atau enggak terminalnya sih. Kalau saya biasa naiknya dari pengkolan 32 sana tuh. Tapi saya enggak tahu mau dibangun apa di situ," kata Tuti, sambil menggendong bayinya.

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana merevitalisasi tiga terminal di Jakarta Timur. Ketiga terminal itu adalah Perumnas Klender, Pinang Ranti, dan Rawamangun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com