Luapan Sungai Ciliwung kembali menggenangi permukiman warga setempat, setelah tinggi muka air di Bendung Katulampa Bogor berada di status Siaga II, Senin (4/8/2014) malam.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, Selasa hingga pukul 11.00, air masih menggenangi sejumlah kawasan permukiman setempat. Ketinggian air bervariasi dan perlahan-lahan surut.
Permukiman yang masih cukup parah digenangi banjir adalah permukiman Gang V Kampung Pulo di RW 003. Wilayah dataran yang rendah dan berbatasan langsung dengan Sungai Ciliwung ini masih digenangi air dengan ketinggian 1 meter lebih. Kendaraan bermotor milik warga diungsikan ke jalan yang tidak terendam banjir.
Jack (40), warga RT 003 RW 003, mengatakan, meski mulai surut, banjir masih menggenangi tempat tinggalnya setinggi 180 cm. Sejak malam, ia mengungsikan benda-benda berharga ke tempat yang lebih tinggi dan lantai dua rumah yang aman dari bahaya banjir.
"Sekarang mulai surut sejak pukul 10.00 tadi. Tapi di tempat saya masih 1,8 meter. Soalnya paling dekat sama Ciliwung," kata Jack, kepada Kompas.com.
Jack menuturkan, pihak kelurahan menyebarkan informasi melalui pesan singkat ke RW dan RT yang kemudian meneruskannya kepada warga masing-masing. Dengan mendapat informasi itu, bahaya banjir bisa diminimalkan.
Karena sering terjadi, warga bisa memprediksi kedatangan banjir. Menurut Jack, banjir dari Bogor biasanya tiba di permukiman mereka dalam 12 jam. "Kalau sudah ada informasi dari RT, kita enggak kecolongan," ujar Jack.
Hujan di Depok juga sering menimbulkan banjir. Inilah yang sering tidak disangka oleh warga karena biasanya informasi tidak sampai kepada warga. Kalau sudah begitu, mereka pun pasrah jika perabotan mereka terendap kasur.
"Sering banget, paling 1 meter. Itu biasanya kalau hujan lokal di Depok dan air laut lagi pasang," kata Jack.
Meskipun demikian, warga tetap dapat beraktivitas melintasi banjir dengan bantuan perahu karet yang tersedia di permukiman tersebut. Selain itu, pasokan listrik juga tidak terputus. Menurut Jack, warga masih bisa memperoleh air bersih.
"Paling yang terganggu ibu rumah tangga. Mau masak dan ngurusin di rumah itu jadi sulit. Sama orang-orang yang tinggal ngontrak di wilayah sini dan masih di kampung. Pasti ada yang terendam barangnya," ujar Jack.
Lurah Kampung Melayu Bambang Pangestu menyebutkan, banjir di Ciliwung mulai mencapai puncaknya sekitar pukul 06.00 WIB. Ketinggian air sekitar 20 cm hingga 150 cm, dengan radius 15 meter dari bantaran kali.
Bambang mengatakan, banjir menggenangi tujuh dari delapan RW di wilayah Kampung Melayu. "Total yang terdampak itu ada tujuh RW dengan 47 RT. Jumlah KK-nya 1.508 dengan 3.427 jiwa. Dan sejauh ini, tidak ada warga yang mengungsi," kata Bambang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.