Sementara, DW yang sudah berumur 18 tahun akan menjalani sidang terpisah karena sudah tidak termasuk anak-anak lagi. Sidang pembacaan dakwaan keempat siswa tersebut juga menjadi sidang perdana yang menggunakan Undang-undang no 11 tahun 2012 tentang Peradilan Pidana Anak.
Sebelumnya, UU yang digunakan adalah UU No 3 Tahun 1997 dan UU No 23 Tahun 2002 tentang Peradilan Anak.
"Sistem peradilannya itu tertutup untuk umum. Hanya putusan yang diperbolehkan untuk umum. Sistem dengan UU ini juga berlaku untuk anak-anak yang jadi saksi," kata Kepala Humas PN Jakarta Selatan Achmad Dimyati dalam jumpa pers.
Dimyati menambahkan, menyangkut privasi anak, nama diri tidak boleh dipublikasikan. Selain itu, gambar diri juga harus diberi efek kabur dan tampak belakang.
Dua siswa SMAN 3, Arfiand Caesar Al Irhami (16) dan Padian Prawiro Dirya (16), meninggal setelah mengikuti kegiatan pencinta alam Sabhawana di Tangkubanparahu, Jawa Barat. Arfiand meninggal pada 20 Juni 2014, sedangkan Padian meninggal pada 3 Juli 2014.
Keduanya diduga meninggal akibat dianiaya oleh senior saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler itu. Di tubuh Arfiand ditemukan banyak luka lebam. Polisi telah menetapkan lima siswa kelas XI, yakni DW, AM, KR, TM, dan PU, sebagai tersangka. Kini, mereka ditahan di Rutan Salemba dan Pondok Bambu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.