Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Dinas Ditarik Ahok, Camat Ini Mengaku Siap Jalan Kaki

Kompas.com - 11/08/2014, 19:31 WIB
Desy Hartini

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penarikan mobil dinas oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang diganti dengan tunjangan transportasi menuai banyak tanggapan dari para camat. Salah satunya Camat Palmerah, Agus Triyono, yang mengaku pasrah jika hal itu memang hak negara untuk menarik mobil-mobil dinasnya kembali.

"Itu (mobil dinas) kan dititipkan kepada kami. Ya memang sudah jadi hak mereka kalau ingin menariknya kembali. Kami sih ikut peraturannya saja," kata Agus ketika ditemui di kantor Kecamatan Palmerah kepada Kompas.com, Senin (11/8/2014).

Sama halnya dengan Camat Kebon Jeruk, Mursidin, yang setuju dengan kebijakan seperti itu. "Saya mah setuju kalau mobil dinasnya ditarik soalnya itu kan memang kebijakan dari negara. Ya, kami pun tinggal mengikuti dan menurutinya saja," ujar Mursidin.

Mursidin mengungkapkan bahwa dia siap untuk berjalan kaki maupun naik kendaraan umum dalam bertugas. "Sudah siap kok kalau ditanya siap atau tidak. Saya siap jalan kaki, saya siap naik kendaraan umum dan ojek kalau bertugas," katanya lagi.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, para pejabat DKI yang tidak menggunakan kendaraan dinas diperkenankan mengambil tunjangan transportasi (di luar tunjangan kinerja daerah).

Besaran uang transportasi yang diberikan kepada semua PNS DKI bervariasi, misalnya untuk pejabat eselon IV setingkat kepala seksi, kasubbag, dan lurah akan menerima sebesar Rp 4,5 juta.

Untuk eselon III setingkat kabag, camat, dan kasudin memperoleh Rp 7,5 juta. Sedangkan eselon II setingkat kadis, kabiro, dan wali kota mendapatkan sekitar Rp 12 juta per bulan.

Adapun kendaraan operasional yang wajib ditarik yakni penjabat eselon IV dan eselon III. Namun, untuk pejabat eselon II tidak diwajibkan.

Alasan penarikan mobil dinas adalah guna pemerataan lantaran banyak pejabat eselon IV tidak mendapatkannya. Dengan kebijakan ini, maka ke depannya tidak ada lagi pengadaan kendaraan dinas. Selain itu, pengurangan biaya perawatan kendaraan dinas tersebut dapat semakin menghemat pengeluaran.

Baca juga: Ahok: Kendaraan Dinas Pejabat Ditarik, DKI Hemat Rp 250 Miliar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Megapolitan
Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com